SELAMAT DATANG DI AHLUL BAIT NABI SAW

AHLUL BAIT NABI SAW: Media Agama Dan Hati Umat Islam * Media Persatuan dan Kesatuan Sunni Dan Syiah


Syi`ah (شيعة‎) adalah kependekan dari kalimat bersejarah Syi`ah Ali (شيعة علي), yang artinya Pengikut Ali. Jika seseorang menyatakan dirinya seorang Syi`ah, hal itu tidaklah menunjukkan paham sektarian atau inovasi (bid’ah) apapun dalam agama. Karena Qur`an telah menggunakan kata tersebut untuk hamba-hamba terbaik-Nya, seperti dalam firman-Nya:

وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ

“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk pengikutnya (pengikut Nuh).” (Q 37:83).

dan juga:

وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَى حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَذَا مِن شِيعَتِهِ وَهَذَا مِنْ عَدُوِّهِ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِن شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَى فَقَضَى عَلَيْهِ قَالَ هَذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌ

“Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari pengikutnya (pengikut Musa, yakni seorang dari Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir’aun). Maka orang yang dari pengikutnya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: ‘Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).’…” (Q 28:15).

Hal ini berarti bahwa kata Syi`ah memiliki makna khusus, seperti: Syi`ah Nuh (as), Syi`ah Musa (as). Juga dalam sejarah Islam, kata Syi`ah khusus digunakan bagi pengikut Ali.

Orang pertama yang menggunakan istilah ini adalah Rasulullah (saww) sendiri. Beliau bersabda:
“Kabar gembira ya Ali! Sungguh engkau dan sahabat-sahabatmu dan syi`ahmu (pengikutmu) akan berada dalam Jannah.”[1]

“Wahai Ali! Kamu dan syi`ahmu (pengikutmu) adalah orang-orang yang beruntung.”[2]

_______________
  1. Mir Sayid Ali al Hamdani al Syafi’i dalam kitabnya Mawaddah al Qurba; Ibnu Hajar dalam kitabnya Ash-Shawa’iq al-Muhriqah.
  2. Jalaluddin as Suyuti dalam Ad Durul Mansur, juz 6 hal. 379.
(dedyzulvita/ABNS)

0 komentar:

Sejarah

ABNS Fatwa - Fatwa

Pembahasan

 
AHLUL BAIT NABI SAW - INFO SEJARAH © 2013. All Rights Reserved. Powered by AHLUL BAIT NABI SAW
Top