Rasulullah saw sangat mencintai cucunya yang satu ini. Kecintaannya kepadanya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Banyak sekali hadits yang menjelaskan ketinggian kedudukan Husain di sisinya saw. Sebagian dari hadits-hadits tersebut ialah berikut ini:
Jâbir bin Abdillah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang ingin melihat penghulu ahli surga, maka hendaknya ia melihat Husain bin Ali.”
Abu Hurairah meriwayatkan: “Aku pernah melihat Rasulullah saw sedang menggendong Husain as, sembari berkata, ‘Ya Allah, sungguh aku mencintainya, maka cintailah dia.'”
Ya’lâ bin Murrah meriwayatkan: “Kami pergi bersama Rasulullah untuk menghadiri undangan makan. Di suatu gang, kami melihat Husain as sedang bermain-main. Ia mendekatinya seraya membentangkan kedua tangannya. Husain as berlari kesana kemari hingga membuatnya tertawa, sampainya berhasil menangkapnya. Kemudian Rasulullah meletakkan satu tangannya di bawah dagu Husain dan tangan yang lain di atas kepalanya. Rasulullah mencium-ciumnya. Ia bersabda, ‘Husain dariku dan aku darinya. Allah mencintai orang yang mencintai Husain. Husain adalah salah satu cucuku.'” Hadits tersebut melukiskan betapa Rasulullah saw memiliki hubungan yang sangat mendalam dengan Husain as. Maksud ungkapan hadits “Husain adalah dariku” bukan hubungan nasab antaranya dan Husain as. Karena hal ini sudah jelas, dan tidak ada gunanya diungkapkan lagi. Tetapi maksudnya adalah lebih dalam dari itu. Yaitu Husain as mengemban risalah dan missi Rasulullah saw untuk memperbaiki dan membangun sebuah masyarakat insani dan mengangkat martabat mereka. Maksud sabda Rasulullah saw “dan aku dari Husain” adalah, bahwa segala pengorbanan yang akan dihaturkan oleh Husain as pada masa mendatang di jalan Islam ketika musibah dan keterasingan menimpanya sehingga pengorbanan itu menjadi urat nadi kehidupan di sepanjang sejarah betul-betul merefleksikan bahwa Rasulullah saw dari Husain. Hal itu lantaran Husain as adalah pembaharu dan penyelamat agamanya dari kejahatan penguasa zalim yang selalu bertindak untuk menghancurkan Islam dan berusaha menghidupkan kembali tradisi jahiliah. Melalui pengorbanan itu, Imam Husain as telah berhasil menghancurkan taktik Bani Umayyah dan menyelamatkan kaum muslimin dari kejahatan dan kezaliman mereka.
Salmân Al-Fârisî meriwayatkan: “Aku pernah menjumpai Rasulullas saw, sedangkan Husain bin Ali berada di atas pahanya. Ia mengecup bibirnya seraya bersabda, ‘Engkau adalah penghulu putra penghulu, imam putra seorang imam, saudara seorang imam, dan ayah para imam. Engkau adalah hujah Allah putra seorang hujah Allah dan ayah sembilan hujah dari keturunanmu. Yang kesembilan adalah Imam Mahdî as.'”
Ibn Abbâs meriwayatkan: “Ketika Rasulullah saw memanggul Husain di atas pundaknya, seorang laki-laki berkata kepada Husain, ‘Paling baik tunggangan yang kau tunggangi, wahai anak.’ Rasulullah saw pun menimpali, ‘Paling baik penunggang adalah dia (Husain).'”
Rasulullah saw bersabda: “Anak ini (yakni Husain as) adalah putra seorang imam dan ayah sembilan imam.”
Yazîd bin Abi Ziyâd meriwayatkan: “Rasulullah saw keluar dari rumah ‘Aisya’h dan melewati rumah Fathimah. Ketika itu Rasulullah saw mendengar tangisan Husain. Rasulullah merasa gusar. Lalunya berkata kepada Fathimah as, ‘Tidakkah kau tahu bahwa tangisannya itu menyayat hatiku?'”
Ini adalah sebagian hadits yang melukiskan kecintaan Rasulullah saw kepada cucunya, Imam Husain as. Hadits-hadits tersebut menunjukkan kemuliaan dan kehormatan Husain as, pembela prinsip dan nilai-nilai Islam dari kejahatan Bani Umayyah.
_______________
Imam Husain bin Ali الØسین بن علي
626-680 M; Gelar: Sayyid al-Shuhada
Husain adalah cucu dari Nabi Muhammad saww yang dibunuh ketika dalam perjalanan ke Kufah di Karbala. Husain dibunuh karena menentang Yazid bin Muawiyah.
(dedyzulvita/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar