Masa kehamilan berlangsung selama sembilan bulan. Untuk itu, sangat mungkin masa ini jatuh pada bulan suci Ramadhan.
Apakah hukum puasa bagi ibu hamil? Apakah ia wajib berpuasa?
Berikut fatwa para marja’ taklid sehubungan dengan masalah ini:
Imam Khomeini dan Ayatullah Syubairi Zanjani: Apabila puasa tidak membahayakan ibu dan anaknya, maka ibu wajib berpuasa. Tetapi, jika puasa membahayakn janin, maka sang ibu tidak wajib berpuasa. Ia harus mengqadha puasa dan memberikan 1 mud (750 gram) makanan seperti gandum, beras, dan makanan serupa kepada orang fakir untuk setiap harinya. Jika puasa membahayakan sang ibu, maka berdasarkan ihtiyāth wajib ia mengqadha dan memberikan 1 mud makanan kepada orang fakir.
Ayatullah Khamenei: Jika puasa membahayakan janin, maka sang ibu tidak wajib berpuasa. Ia harus mengqadha puasa dan memberikan 1 mud makanan kepada orang fakir untuk setiap harinya. Jika ia tidak mengqadha puasa hingga Ramadhan tahun depan tiba tanpa uzur syar‘i, maka ia juga wajib memberikan 1 mud makanan kepada orang fakir untuk setiap harinya lantaran terlambat mengqadha puasa.
Ayatullah Makarim Syirazi: Jika puasa membahayakan janin, maka ia tidak wajib berpuasa. Ia wajib mengqadha puasa dan memberikan 1 mud makanan kepada orang fakir untuk setiap harinya. Apabila puasa membahayakan dirinya, maka ia hanya wajib mengqadha puasa dan tidak wajib membayar kafarah.
Ayatullah Sistani: Jika puasa membahayakan ibu atau janin, maka ia tidak wajib berpuasa. Sang ibu wajib mengqadha puasa dan memberikan 1 mud makanan kepada orang fakir untuk setiap harinya.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar