Ketika
matahari terbit di keesokan harinya, orang-orang di kota Madinah
berduyun-duyun menuju rumah Ali (as). Mereka ingin ikut serta dalam
upacara penguburan dari puteri kandung Rasulullah itu. Akan tetapi
mereka terpaksa gigit jari karena upacara penguburan telah lama selesai.
Penguburan sayyidah Fathimah dilakukan secara sembunyi-sembunyi di
malam hari dan tanpa kehadiran penduduk kota Madinah.
Pada saat yang bersamaan Imam Ali sedang membuat empat buah kuburan baru di Jannat al-Baqi
untuk mengelabui para penduduk kota Madinah supaya orang-orang tidak
tahu dimana letak kuburan Fathimah yang sebenarnya. Ketika para penduduk
kota Madinah memasuki kompleks pemakaman, mereka kebingungan karena ada
empat buah kubur yang baru dan mereka tidak tahu yang mana yang kuburan
Fathimah (as) yang asli. Mereka saling pandang satu sama lainnya dan
segera saja perasaan bersalah menyelimuti mereka. Mereka berkata: “Nabi
kita tidak meninggalkan satupun anak kecuali Fathimah (as). Dan sekarang
puteri Rasulullah telah meninggal dan kita sama sekali tidak ikut serta
dalam upacara penguburannya. Kita bahwak tidak sadar dan tidak tahu
persis dimana letak makamnya”.
Kompleks pemakaman Jannatul Baqi sebelum dihancurkan rezim Saudi pada tahun 1925
Pemerintah
yang berkuasa sadar sekali akan bahaya yang mengancam dari peristiwa
ini. Kematian puteri tercinta Nabi setelah kejadian penyerbuan ke
rumahnya oleh pemerintah yang berkuasa, serta upacara penguburan yang
dilakukan secara sembunyi-sembunyi akan mengharu biru perasaan emosi
dari para penduduk kota Madinah. Oleh karena itu, pemerintah membuat
pengumuman yang mengejutkan: “Buatlah kelompok berisi wanita Muslimah
dan suruh mereka untuk menggali makam-makam ini agar kita bisa menemukan
mayat Fathimah dan kita bisa menshalatkan dia dan menguburkannya lagi”.
Kompleks
pemakaman Jannatul Baqi setelah penghancuran yang diperintahkan oleh
rezim Saudi. Rupanya rezim Saudi menindaklanjuti rencana rezim Abu Bakar
yang tertunda belasan abad sebelumnya.
Kemudian
mereka tanpa basa-basi lagi dan tanpa mengenal rasa malu dan khawatir
sedikitpun mulai melaksanakan rencana mereka. Mereka melanggar wasiat
yang telah diberikan oleh Fathimah! Mereka juga melanggar hak-hak
privasi seseorang. Imam Ali telah berusaha untuk menyembunyikan makam
Fathimah akan tetapi mereka berusaha untuk membongkarnya.
Apakah
mereka telah lupa betapa tajamnya pedang Imam Ali, Zulfiqar?
Apakah mereka telah lupa betapa beraninya Imam Ali?
Apakah mereka akan mengira bahwa Imam Ali akan tetap diam melihat perbuatan tercela mereka?
Apakah mereka mengira Imam Ali akan diam tak bertindak melihat mereka membogkar kuburan Fathimah?
Apakah mereka telah lupa betapa beraninya Imam Ali?
Apakah mereka akan mengira bahwa Imam Ali akan tetap diam melihat perbuatan tercela mereka?
Apakah mereka mengira Imam Ali akan diam tak bertindak melihat mereka membogkar kuburan Fathimah?
Kompleks
pemakaman Jannatul Baqi sekarang……….rata dengan tanah. Tidak menyisakan
keindahan melainkan sebuah gurun gersang. Kalau saja orang tidak pernah
mengingatnya sebagai kompleks pemakaman para sahabat dan isteri-isterin
Nabi dan Ahlul Bayt Nabi, mungkin orang sama sekali tidak bisa
mengetahui nilai sejarahnya. Rezim Saudi ingin melupakan nilai historis
dari kompleks pemakaman ini.
Imam
Ali sama sekali tidak melawan atau melakukan tindakan balasan atas
perlakuan rezim Abu Bakar sepeninggal Rasulullah karena Imam Ali tidak
ingin perlawanannya menimbulkan perpecahan di kalangan Muslimin. Umat
Islam akan terpecah-pecah kedalam berbagai kelompok kepentingan dan itu
tak bisa dihindarkan kalau Imam Ali melawan. Imam Ali dan keluarga Nabi
terpaksa mengorbankan dirinya sebagai tumbal untuk persatuan dan
keutuhan umat Islam. Imam Ali selama ini tidak melawan meskipun ada
tindakan-tindakan kejahatan yang dilakukan kepada Fathimah sebelum
maupun setelah Nabi wafat. Imam Ali tidak melawan karena Imam Ali telah
diperintahkan oleh Rasulullah untuk bersabar, akan tetapi kesabaran itu
sampai pada batas yang telah ditentukan. Ketika Imam Ali menerima berita
bahwa rezim Abu Bakar akan membongkar kuburan Fathimah, Imam Ali dengan
segera mengenakan pakaian perangnya dan bergegas menuju pemakaman
Jannat al-Baqi. Seseorang dari mereka berteriak melihat kedatangan Imam
Ali, “Ini Ali bin Abu Thalib datang dengan menghunus pedangnya dan
berkata: “Barangsiapa ada yang berani untuk membongkar makam puteri Nabi
walaupun ia hanya memindahkan sebuah batu darinya, aku akan memukul
punggungnya dengan pedang hingga orang terakhir dari kalian, wahai kaum
yang dzalim.”
Orang-orang
yang tahu benar akan keseriusan Imam Ali segera mundur teratur melihat
ancaman itu bukan hanya sekedar bualan. Mereka sadar bahwa Imam Ali akan
melaksanakan ancamannya kepada orang yang berani mengganggu kuburan
isterinya, Fathimah. Pada waktu itu, ada seorang suruhan dari pemerintah
yang berkuasa yang datang dengan gemetar menghadap Imam Ali sambil
berkata: “Ada apa gerangan, ya Abbal Hasan? Demi Allah, kami ini akan
menggali kuburannya dan membawa jasadnya keluar untuk kami shalatkan.”
Imam
Ali menjambak pakaian orang itu dan mengguncang-guncangnya kemudian
melemparkannya ke tanah jauh sekali dan kemudian berkata: “Wahai anaknya
Sawada! Aku telah lama mengabaikan hakku dan kewajibanku untuk
melindungi orang-orang dari mencampakkan keyakinannya…………akan tetapi
demi kuburan Fathimah dan demi DIA yang jiwaku ada di tanganNya, apabila
engkau dan para pengikutmu berusaha untuk membongkar kuburan Fathiimah,
maka saksikanlah…………aku akan menggenangi tanah ini dengan darah
kalian!”
Pada
saat-saat kritis seperti ini akhirnya Abu Bakar datang tergopoh-gopoh
dan menggigil ketakutan sambil berkata: “Wahai Abu Al-Hasan, aku memohon
kepadamu demi hak Rasulullah dan demi DIA yang ada di Arasy;
tinggalkanlah lelaki itu dan kami berjanji tidak akan melakukan apapun
yang engkau tidak sukai.”.
Akhirnya hingga saat ini detik ini, lokasi dari kuburan Fathimah (as) tetaplah misteri………tak seorangpun yang tahu.
Fathimah
az-Zahra (as) telah berwasiat agar dikuburkan pada malam hari.
Permintaannya agar kuburannya disembunyikan merupakan pesan tersendiri
yang ingin disampaikan lewat rintang sejarah hingga ke masa yang akan
datang. Fathimah Az-Zahra (as) ingin agar pesan ini sampai kepada
seluruh umat Islam………….pesan yang menyatakan bahwa keluarga Nabi telah
disia-siakan dan didzalimi serta hak-haknya dirampas oleh rezim yang
berkuasa. Dan ini bisa menjadi titik balik sejarah di kehidupan
seseorang yang hanya mengetahui satu versi sejarah yaitu sejarah yang
ditulis dan diajarkan penguasa dan diindoktrinkan ke dalam sel-sel darah
umat Islam.
Fathimah
Az-Zahra membangkitkan kehidupan dari kematian; memberikan kemenangan
dari kekalahan; dan sebuah cerita kepahlawanan dan perdamaian dari jaman
ke jaman ia ciptakan dari hidupnya yang penuh kepedihan. Fathimah
menciptakan sebuah revolusi di setiap jantung kaum Muslim yang sadar
dari satu generasi ke generasi lainnya. Jantung Fathimah masih berdetak
di sela-sela detak jantung umat Islam. Dan kedua belah matanya terjaga
menunggu bendera kebebasan yang akan berkibar bersama dengan kedatangan
puteranya yang ditunggu-tunggu yaitu Imam Mahdi (as).
Sekarang
ini, seperti juga pada jaman-jaman lainnya yang telah lalu, kita semua
menghadapi kepedihan dan penindasan. Kita harus bersabar dalam
menghadapi kepedihan ini. Kita harus meneruskan pesan Fathimah ini ke
generasi selanjutnya. Kita harus sampaikan penderitaan keluarga Nabi ini
kepada generasi kita dan selanjutnya agar mereka tahu bahwa Rasulullah
dan misi keIslamannya telah mendapatkan tekanan dari orang-orang
terdekatnya dan Islam telah dicampuri dan dikotori oleh mereka.
Baca disini:
|
||||
|
BENARKAH SYI’AH HANCURKAN MASJID SUNNI ? Otto kritik pada para penghancur Rumah Nabi
Zacky Falhum (facebooker anti syiah) menuliskan :
dan apakabar iran???
bagaimana keadaan saudara2 ahlussunnah wal jamma’ah kita disana??
taukah saudara2???
apakah perbedaan masjid syi’ah dan masjid sunni di iran?????
perbedaannya adalah begitu banyak masjid2 syi’ah disana tetapi tidak ada satupun masjid sunni di iran kecuali dihancur leburkan dan dipermak menjadi masjid syi’ah lengkap dgn imamnya..itulah perbedaannya!!!!!!
apakabar ulama2 sunni diiran???
bagaimana kehidupannya disana???
tolong anda2 cari tau dulu dgn berbagai referensi,,baru kita buka diskusi disini.
syukran……..
Em Syaikhul Islam (Facebooker anti syi’ah group inilah syiah dan penjelasanya II) mempostingkan :
first published in Asharq AL AWSAT ON 28/04/2010
By: Khaled Mahmoud
Cairo, Asharq Al-Awsat- the Iranian government issued on 27/04/2010 a decision banning Sunni Muslims from praying at state universities and military camps, Asharq Al-Awsat has learnt. This decision comes within the framework of pressurizing the Sunni community in Iran, which has been taking place for decades. This ban, which was confirmed by Sunni sources in Tehran, came after Sunni Muslims were banned from holding communal Friday prayers services in their homes in cities like Isfahan, Shiraz, Kerman, and Yazd. Sheikh Abdul-Hamid Esmaeel Zahi, the highest authority for Sunni Muslims in Iran and the imam and preacher of the Makki Mosque, the largest Sunni mosque in Iran located in the city of Zahedan, expressed his sorrow at the ban. He said, “We are very sorry that some elements have come forward to ban Friday prayers from being held in the home and placed restrictions on this practice. This group is ideologically deviant and they truly have a narrow outlook and are overly sensitive with regards to [Sunni] mosques and schools and advocacy.” Sheikh Zahi criticized this decision, stating that the Iranian constitution does not prevent any religious group from practicing its faith, regardless of its sect. He added, “There should not be a ban on performing prayers, rather everybody should be invited to perform prayers, and we hope that all Sunnis and Shia take the initiative to perform this obligation that is the most important pillar of Islam after belief in the oneness of God.” Sheikh Zahi considered the objection of officials to the construction of mosques, schools, and religious centers for Iran’s Sunni community to be completely contrary to the principles of Iran’s Islamic government. He said,
“There are some [Sunni majority] villages where only one Shia family lives, and the government builds a [Shia] mosque. However the problem is that they do not allow us to build mosques or religious schools in large cities that are home to large Sunni communities.” He added that the officials who object to Sunnis praying at university do not have religion or any knowledge of God. Sheikh Zahi said that somebody who hates to pray behind or beside somebody from a different Muslim sect is showing signs of extreme ignorance. Sheikh Zahi said, “I call on the country’s officials and the Supreme Leader…to grant the freedom to pray in every place, which is the least right granted to us in the constitution, and that is the freedom to conduct communal and Friday prayers.”
He stressed that the most important concern for the Sunni community in Iran is the issue of jurisprudence, saying “we do not feel that there is a problem with regards to the constitution, however there is despotism from some extremist elements in some regions that have Sunni minorities, and this is something that concerns us.”Sheikh Zahi added, “The representative of the Supreme Leader has banned the Sunni community from conducting Friday prayers in a number of [Iranian] cities, however the Sunni community in this city – even if it is a minority – wants to perform Friday prayers, however the Supreme Leader’s representative rejected this saying ‘let them follow my example [of praying in the Shia way] in their prayers.”
Sheikh Zahi has denounced such negative practices, and asked what law – national or Islamic – is able to take away the rights of Sunni Muslims to perform independent communal Friday prayers in any area of the country?
Ibnu Jawi al Jogjakartani menanggapi:
Masyarakat Islam di Indonesia barangkali sengaja dibuat tidak tahu akan fakta bahwa kelompok yang mengaku ahlu sunnah wal jama’ah pernah melakukan tindakan berutal dengan meratakan Jannat al-baqi, penghancuran rumah Rasulullah dan Khadidjah, penghancuran rumah Imam Shadiq, penghancuran rumah ayah Rasulullah, penghancuran Suq al Leil (tempat yang menandai tempat lahir Rasulullah saw), perencanaan penghancuran al Kubbatul Khadra, penghancuran Rumah Abu Ayyub al Anshari, bahkan makam para istri-istri Rasulullah pun di telantarkan (lihat fotonya di syiahnews.wordpress.com).
Seolah ingin lempar batu sembunyi tangan, sekarang mereka berteriak dimana-mana seolah sebagai golongan yang tertindas, mereka menyerukan bahwa masjid-masjid ahlu sunnah di Iran di hancurkan !!! lihatlah ahlu sunnah di iran dilarang ini dilarang itu !!! lihatlah mereka hendak menghancurkan ahlu sunnah !!!, pertanyaanya benarkah itu ? Allah azza wajalla sudah sedemikian banyak membuka kedok mereka, kedok tentang kebohongan yang menjungkir balikan tuduhan mereka. (silahkan baca di blog syiahnews.com tentang benarkah syiah berkhianat 1-5. Sebelum kita bongkar kebohongan mereka, adalah perlu untuk sekali lagi menunjukan kepada mereka tentang kejahatan mereka terhadap peninggalan Rasulullah saw dan ahlul ba’itnya berikut keluarga dan para shabatnya.
makam-siti-aminah-ibunda-rasulullah
Tragedi Penembakan Ka’bah dengan pelontar batu (Manjaniq)
Adalah Yazid bin Muawiyah yang dipuja-puja kelompok ahlu sunnah – bahkan sebuah kitab berjudul “Fadho’il Muawiyah wa Yazid” dipersembahkan syekhul sunni Ibnu taimiyah kepada Yazid dan Muawiyah – telah melakukan tindakan yang diluar akal waras. Yazid memerintahkan Hushain bin Numair agar melakukan penmebakan alterei batu itu setiap hari ke arah Makkah, dan termasuk arah tembakan adalah Baitullah al-A’dzam, Ka’bah al-Musyarrafah.
[1] Adakah imam-imam syi’ah atau ulama-ulama syi’ah pernah berbuat semacam itu ?
siapakah Yazid ?
bukankah dia tokoh penting dalam ahlu sunnah. Jika ada ahlu sunnah berdalih Yazid bukan amirul mukminin, bukankah kelompok yang menamakan diri ahlu sunnah wal jama’ah itu baru mengakui kekhalifahan Ali pada tahun masa ibnu Hanbal, lihat kesaksian Ibnu Abi Ya’la melalui jalur Wudaizah al Hamshi
[2]. Kalau kemudian kelompok ahlu sunnah menuduh syi’ah melakukan penghancuran dari dulu sampai sekarang, hal itu merupakan tuduhan tanpa bukti.
Tragedi 8 Syafal 1345 H Penghancuran Jannatul al Baqi
Rabu 8 Syawal 1345 Hijriah bertepatan dengan 21 April 1925 mausoleum (kuburan besar yang amat indah) di Jannatul al-Baqi di Madinah diratakan dengan tanah atas perintah Raja Ibnu Saud yang sunni wahabi itu. Di tahun yang sama diperintahkan pula untuk menghancurkan makam orang-orang yang disayangi Rasulullah Saw (ibunda, istri, kakek dan keluarganya) di Jannat al-Mualla (Mekah).
Bahkan sebelumnya pada tahun 1218 Hijriah kubah yang menaungi sumur Zamzam pun dihancurkan dan berikut adalah daftar tempat yang dirusak itu :
1. Penghancuran dan penodaan tempat suci ,di antaranya rumah kelahiran Nabi, pusara Bani Hasyim di Mekah dan Jannat al-Baqi (Madinah), penolakan wahabi salafy pada muslim yang melafalkan al-fatihah di makam-makam suci tersebut.
2. Meratakan kuburan para keluarga Nabi di al-Baqi yang sangat di hormati kaum muslim
3. Pemakaman al-Mualla di Mekah termasuk pusara isteri tercinta Nabi, Sayidah Khadijah binti Khuwailid , Makam Ibunda Rasul Siti Aminah binti Wahhab, makam pamananda Rasul Abu Thalib (Ayahanda Ali bin Abu Thalib) dan makam kakek Nabi Abdul Muthalib.
4. Makam Siti Hawa di Jedah
5. Makam ayahanda Rasul Abdullah bin Abdul Muthalib di Madinah
6. Rumah duka (baytl al-Ahzan) Sayidah Fatimah di Madinah
7. Masjid Salman al_Farisi di Madinah
8. Masjid Raj’at ash-Shams di Madinah
9. Rumah Nabi di Madinah setelah hijrah dari Mekah
10. Rumah Ja’far al-Shadiq di Madinah
11. Komplek (mahhalla) bani Hasyim di Madinah
12. Rumah Ali bin Abi Thalib tempat Hasan dan Husein dilahirkan
13. Makam Hamzah dan para syuhada Uhud di gunung Uhud.
Agar anda lebih jelas silahkan melihat foto-fota yang diambil dari buku Ummul Mu’minin, Khadijah binti Khuwaylid, Sayyidah Fie Qalby al-Mushtafa karya DR. Muhammad Abduh Yamani (lihat di syiahnews.wordpress.com). Apakah tindakan perusakan dan penghancuran situs-situs tersebut dilakukan oleh orang-orang syi’ah ? jawabnya tidak. Dengan menampilakan fakta diatas jelaslah siapakah sebenarnya yang penghancur itu. Bandingkan dengan peninggalan-peninggalan keluarga Rasulullah saw yang berada di Iran tetap dipelihara dan dimakmurkan oleh orang-orang syi’ah dan pemerintahan Republik Islam Iran yang syi’ah itu.
Adalah tindakan ironis tatkala situ milik yahudi yakni Benteng Ka’ab Ibn Asyraf (seorang yahudi yang terbunuh oleh imam Ali saat perang tanding) yang dahulu dipertahankan oleh balatentara Yahudi, dan saat direbut oleh Pasukan Rasulullah saw, beliau SAW memerintahkan agar dihancurkan supaya tidak dijadikan basis membangun perlawanan Tetapi oleh pemerintahan Sunni wahabi salafy situs tersebut justru di pelihara atas nama peninggalan bersejarah. Kementrian kebudayaan negara sunni tersembut sampai membuat catatan kepingan dan serpihan reruntuhan benteng Haibar. Di depan benteng yahudi tersebut dituliskan ’Peninggalan Bersejarah Yang Harus Di Lestarikan”.
Fatwa Pembongkaran al Kubbatul Khadra
Perhatikan fatwa ulama sunni yang bernama Syaikh Muqbil al Wadi’iy dalam kitabnya yang berjudul RIYADHUL JANNAH syaikh tersebut memerintahkan agar kubah Hijau tempat yang menanungi tempat bersemayamnya jasad suci Rasulullah SAW di hancurkan perhatikan fatwa syaikh sunni ini :
1) WAJIB MEROBOHKAN QUBAH HIJAU PADA MASJID NABAWI DIMANA DIBAWAHNYA TERDAPAT MAKAM RASULULLAH SAW. 2- WAJIB DIKELUARKAN DAN DIBUANG KUBURAN RASULULLAH MUHAMMAD SAW DAN DIKELUARKAN DARI MASJID NABAWI. (silahak lihat foto scan fatwa dan kitab dalam syiahnews.wordpress.com.
Adakah ulama-ulama syi’ah di Republik Islam Iran yang mengeluarkan fatwa semacam itu ? jawabnya tidak akan ditemukan fatwa konyol semacam itu. Barangkali penuduh akan mengeluarkan alibi bahwa mereka bukan ahlu sunnah tetapi wahabi, sekali lagi kami tegaskan, bukankah anda menggunakan argumen-argumen yang disusun oleh hakekat, halusiyah, gensyiah, abujauza dll yang semuanya menyatakan diri sebagai kelompok ahlu sunnah ? silahkan saja anda bertanya kepada mereka tentang siapa sesungguhnya mereka, dapat dipastikan bahwa mereka adalah ahlu sunnah.
Kalau kemudian diberbagai tempat diskusi di dongengkan bahwa masjid-masjid sunni di Iran di hancurkan, hal itu memang sengaja dihembuskan oleh orang-orang yang anti Republik Islam Iran, baik itu yang berasal dari dalam negeri Iran sendiri – yang juga terdapat kelompok anti Republik Islam Iran (seperti Partai Tudeh-MKO, Gerakan Sekuler, Gerakan pendukung Monarki, Gerakan yang ingin memisahkan diri seperti PDKI yang beraliran komunis itu) yang tujuanya untuk menciptakan kesan buruk di dunia internasional -. Sedangkan pihak di luar iran yang menghembuskan isu tersebut tidak lain dilakukan oleh orang-orang pendukung Konsep Dick Cheney, Tony Blair yang merumuskan agenda memelihara perpecahan dan ketegangan etnik [3] jadi kita takperlu kaget dengan isu-isu murahan tersebut.
Situs – situs Sunni dirawaat oleh Pemerintahan Republik Islam Iran [4]
Di Republik Islam Iran banyak sekali terdapat peninggalan-peninggalan ahlu sunna dan sampai hari ini masih terpelihara dengan baik. Mislakan masjid jame’ sanandaj, bahkan nama salahuddin al ayubbi pun di abadikan sebagai nama jalan yang di sana dinamai dengan Khiyaban-e Salahed din al ayyubi, orang-orang syiah hampir semua mengetahui bahwa saaldin al ayyubi adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pembunuhan masal kaum syiah pada abad ke 6 hijriah, dan bertanggungjawab terhadap pembunuhan ilmuan islam bernama Suhrawadi (yang menelorkan banyak karya-karya besar), toh pemerintahan Iran menaruh hormat terhadap beliau, adakah hal yang sama dilakukan di negara-negara yang mayoritas sunni ?
Di masjid-masjid Iran pun adzan model sunni bebas dikumandangkan, bahkan jamaah sholatnya pun dapat sholat secara bersama-sama dengan semangat dan toleransi tinggi [5] Pernikahan beda mazhab (sunni-syiah) banyak terjadi di Iran tanpa harus menemui kendala, dan jika salah satu atau keduanya berpindah mazhab dari syi’ah ke sunni atau sebaliknya hal itu biasa saja merka tidak akan mengalami sanksi sosial [6], tidak seperti di negar-negara sunni, ambil contoh di Indonesia, jika anda pengikut gerakan Salafy dapat dipastikan akan mendapat sanksi sosial dari rekan sealiran jika menikah dengan orang lain gerakan, hal yang sama akan dialami di gerakan Tarbiyah yang memiliki lembaga Munakahat yang mengatur urusan pernikahan, demikian pula di gerakan Hizbut Tahrir dan gerakan lainya, padahal pernikahan itu dilakukan sesama mazhab.
Di daerah Negel Iran berdiri sebuah masjid bernama Masjid Abdullah bin Umar, masjid ini oleh pemerintaah Republik islam Iran yang syiah di sempurnakan sedemikian indahnya di dalam masjid tersipman manuskirip Al Qur’an kuno yang konon berasal dari masa Khalifah Utsman, hingga hari ini peninggalan itu masih dipelihara dengan baik. Di kota Shiraz situs-situs peninggalan sunni dipelihara dengan baik, seperti peninggalan dan makam hafezh sirazi dan sa’di (sang penyair besar sunni) , peninggalan dan makam sibawaih ( beliau adalah ulama besar ahlu sunnah konseptor besar dalam ilmu Nahwu), di kota Neyshabur situs Omar Khayyam dan situs Attar dua orang besar ahlu sunnah dibangun dengan sangat apik. Masyarakat ahlu sunnah di kota sanandaj dan Shiraz menjalankan kehidupan keagaamaan sesuai madzhabnya dengan leluasa. Terlalu banyak untuk disebutkan lebih lanjut silahkan merujuk ke buku yang saya sebutkan dalam catatan kaki tersebut.
Negeri syiah yang melestarikan peninggalan pemikiran sunni
Hal yang sulit ditemui di negara-negara sunni termasuk di Indonesia adalah pemanfaatan peninggalan ulama-ulamanya sendiri (yang sunni) dalam kehidupan berbudaya, di negeri kita ini yang memperihatinkan identitas kebangsaan justru sedikit demisedikit tergerus dan termarginalisasikan oleh budaya-budaya barat. Karya-karya ulam-ulama besar ahlu sunnah jarang diketahui kalaupun ada itu hanya mangkrak di rak-rak buku sebagai hiasan bahwa si pemilik rumah adalah orang hebat karena memiliki koleksi buku-buku karya pemikir besar. Masyarakat syi’ah iran berbeda, rak perpustakaan mereka selain dipenuhi buku-buku dari kalangan mereka sendiri juga disediakan buku-buku dari kalangan ahlu sunnah bahkan kitab-kitab picisan satiris yang menyerang syiah pun dikoleksi.
Di Iran yang negara-negaranya adalah penganut mazhab ahlul ba’it ( baca syiah) anak-anak sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi memiliki tradisi yang menyemarakan karya-karya yang justru ditulis oleh ulama ahlu sunnah, seperti Jalaluddin Rumi, Sa’di, Hafez, Omar Khayyam, Ferdawsi, atthar nesyaburi dan tentu saja karya-karya ulama syi’ah, di kampus-kampus secara rutin mereka menggelar acara yang disebut dengan Ashr-e Ba Shi’r untuk membacakan karya-karaya mereka, luar biasa penghornatan mereka. Adakah dikalangan ahlu sunnah ada ? dimanakah acara-acara yang menghormati karya-karya ulama mereka sendiri ?
Pada bulan Agustus 2006, pemerintah Republik Islam Iran secara aktif menyokong UNESCO untuk menjadikan Jalaludin Rumi sebagai icon kebudayaan dunia, dan akhirnya PBB melalui UNESCO pada tahun 2007 ditetaplam sebagai Tahun Jaluluddin Rummi, pertanyaanya, apa yang dilakukan oleh mereka yang dilakukan mereka yang mengaku sebagai pengikut ahlu sunnah yang salah satu tokoh besarnya bernama Jalaludin Rummi itu ? selain caci maki dan supah serapah pada negar sunni, betapa kerdilnya pemikiran mereka, bahkan mereka sendiri hanya puas dengan jubah inisiasi sunni tapi miskin dari internalisasi peninggalan ulamanya sendiri, bandingkan dengan syi’ah sekalipun bukan ulama yang berasal dari kalangya, para ulama-ulama syi’ah menunjukkan penghormatanya. Bukan hanya itu, di tahun yang sama pemikiran Muhammad Iqbal di usulkan pula sebagai khasanah internasional. [7]. Perhatikan apa yang dilakukan oleh Ayatullah Murthadha Muthahari, sebuah buku kecil berjudul Dastan-i Rastan yang ditulis oleh beliau yang sejatinya ditulis sebagai persembahan untuk ayah dan gurunya, yang berisi kisah-kisah penuh makna, akhirnya dipilih oleh UNESCO sebagai buku terbaik. Dan yang paling akhir usaha serius ulama-ulama syi’ah memperkenalkan prinsip-prinsip politik Imam Ali bin Abi Thalib, telah menyorong PBB untuk mengeluarkan himbaun kepada negara-negara Arab pada khususnya dunia dan dunia pada umumnya untuk meneladani sistem politik yang dilakukan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib [8]
Adalah patut dipertanyakan pada para penebar berita dusta (seperti Zacky Falhum dan Em syaikhul Islam), kamipun bertanya sajikan data kepada kami apa yang telah dilakukan pemimpin-pemimpin anda untuk menghormati peninggalan ulama kalian sendri di pentas dunia internasional, sekali lagi ulama kalian sendiri saja, apa ? sebutkan dan carilah refensisinya (niscaya hanya akan anda temukan pengkhianatan terhadap ulama anda sendiri, ratusan fatwa pembawa bid’ah, penyesatan dan lain-lain padahal itu ulama kalian sendiri) dan setelah itu mari kita berdiskusi disini…
Wallahua’lam bhi showab
Referensi:
[1] Lebih lanjut silahkan lihat di Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah dan As-Suyuthi dalam kitab Tarikh al-Khulafa
[2] Lihat di Thabaqat al Hanabilah jiid 1.
[3] Silahkan merujuk ke pernyataan John Bolton (mantan dubes AS di PBB) yang dikutip oleh Global Reserch dann artikel berjudul Bloog Borders tulisan Ralph Peters, di jurnal US Armed forces, dalam artikel tersebut disebutkan plan Barat menciptakan destabilitas di timur tengah.
[4] untuk mengetahui detailnya silahkan merujuk ke buku Pelangi di Persia Menyusuri Eksotisme Iran, kami hanya akan mengambil sebagian saja.
[5] Ibid hal 145-149 lihat semangat toleransi orang-orang syi’ah iran.
[6] ibid 150-151
[7] Lebih jauh silahkan membaca tulisan Ammar Fauzi Heryadi, Republik Islam Iran : Menyongsong Tahun Jalaludin Rumi terbitan HPI edisi Agustus 2006.
[8] Silahkan lihat diblog lenteralangit.wordpress.com
(Syiahnews/wahyuboez/Syiahali/ezsoftech/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar