Oleh: Prof.Dr.Jalaluddin Rahmat, M.Sc
Berilah Hadiah untuk Nabi
Tiap kali memperingati Maulid Nabi Muhammad saw, seorang muslim
yang mengaku mencintai Baginda Nabi sudah sepantasnya memberikan hadiah
untuk Penghulu Alam tersebut. Kebiasaan demikian akan menumbuhkan rasa
cinta terhadapnya. Hadiah dimaksud sesuai dengan kadar kemampuan dan
kecintaan seseorang kepada nabinya. Demikian dikatakan Prof Dr KH
Jalaluddin Rakhmat, Jumat (26/3/2010) malam dalam ceramah maulid di Masjid
Jamik Almakmur, Lampriek, Banda Aceh.
Jalaluddin Rakhmat yang populer dengan sapaan “Kang Jalal” itu
mengaku dirinya sudah mulai membiasakan diri memberi hadiah atas
kelahiran nabi dengan menulis buku tentang Nabi Muhammad. Diakuinya,
setiap peringatan maulid, sebuah buku selalu dia terbitkan dan
dihadiahkan kepada muslimin sebagai wujud cintanya kepada Nabi Muhammad.
“Buku yang saya tulis pada peringatan maulid kali ini berjudul Mengapa
Sang Nabi Menangis?” katanya.Sebelumnya, buku berjudul Al Mustafa
ditulis Kang Jalal sebagai hadiah dalam memperingati maulid Nabi
Muhammad saw.
Kang Jalal dalam ceramah tadi malam tampil sederhana di hadapan
ratusan jemaah. Bahkan cendekiawan muslim itu, sempat meminta maaf jika
dirinya tampil tidak memakai peci atau serban seperti ulama atau teungku
lainnya di Aceh. Dalam paparannya lebih dari satu jam itu, Kang Jalal
mengemukakan berbagai cerita hikmah diperingatinya maulid nabi.
Termasuk, informasi peringatan maulid di seluruh dunia muslim.
Disebutkan, ada tiga ciri diperingatinya maulid nabi di seluruh dunia.
Pertama, dalam peringatan maulid selalu dibacakan riwayat kelahiran Nabi
Muhammad.
Kedua, selalu dibacakan selawat,
ketiga, selalu dibagikan
makanan bagi setiap jemaah yang hadir.
Ketiga ciri tersebut, menurut Kang Jalal, berlaku umum di semua
negara muslim, termasuk di Aceh. “Jadi, jika tiga ciri itu ada saat ini,
maka sudah sesuailah peringatan malam ini,” katanya menyindir panitia
pelaksana untuk menyiapkan hidangan selesai acara tersebut dan disambut
tawa jemaah. Kang Jalal juga mengajak kepada seluruh muslimin di Aceh
bersama-sama berbuat dalam rangka mewujudkan rasa cinta kepada Nabi
Muhammad dengan beragam cara. Kang Jalal juga mengupas pro-kontra
peringatan maulid yang selalu diperbincangkan muslimin saat ini. Dia
mengaku, sejak awal selalu anti terhadap peringatan maulid, namun
setelah melakukan telaah mendalam dari berbagai aspek dan pendekatan,
Kang Jalal mulai memperingati maulid sebagai sikap rasa cinta kepada
Nabi Muhammad.
Ceramah memperingati maulid nabi tersebut berlangsung khidmat.
Suasananya jauh beda dengan peringatan maulid yang biasanya berlangsung
di Aceh. Penampilan Kang Jalal persis acara kuliah umum (stadium
general) mahasiswa di kampus. Berlangsung cukup ilmiah dan tidak
membosankan. Selama pemaparan itu, Kang Jalal sesekali berguyon sehingga
suasana di dalam Masjid Agung Banda Aceh itu tidak membosankan.
Selain ceramah, peringatan maulid Nabi yang digagas Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Aceh itu, pagi ini seusai shalat subuh juga digelar diskusi di Café Tower, Banda Aceh.
(CyberAceh/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar