SELAMAT DATANG DI AHLUL BAIT NABI SAW

AHLUL BAIT NABI SAW: Media Agama Dan Hati Umat Islam * Media Persatuan dan Kesatuan Sunni Dan Syiah


Imam Hasan Al - Mujtaba As
Lahir: Madina, 15 Ramadhan 3 H
Syahid: Madina, 7 Safar 50 H
Dikebumikan di Madina


1. Apakah Wudu'ku sudah benar?
Suatu hari di Madinah, seorang tua sedang melakukan wudu' untuk menunaikan salat.
Secara kebetulan, Imam Hasan al-Mujtaba As dan Imam Husain asy-Syahid As juga berada di tempat itu dan mereka memperhatikan bahwa orang tua ini tidak melakukan wudu' dengan benar.

Allah Swt meminta kita untuk membenarkan kesalahan orang apabila tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tugas ini disebut sebagai Amr bil Ma'ruf (menyeru kepada kebaikan). Kedua Imam kita ini tahu bahwa mereka harus memberi tahu orang tua ini akan kesalahan.

Bagaimanapun, kedua Imam (Imam Hasan dan Imam Husain) kita ini masih belia ketika itu. Dan mereka merasa bahwa orang tua itu akan merasa malu jika dia dibenarkan oleh seorang muda.
Lalu, kedua Imam kita ini mendapatkan ide brilian bagaimana mengajarkan cara wudu' yang benar kepada orang tua ini. Mereka berpura-pura berbantahan satu sama lain.

Imam Hasan al-Mujtaba As berkata kepada saudaranya, "Aku pikir wudu'ku lebih benar dari wudu'mu." Imam Husain asy-Syahid As menjawab, "Tidak, Aku pikir wudu'kulah yang paling benar."
Orang tua itu mendengarkan adu-argumentasi mereka. Kini Imam Hasan berbalik kepadanya dan berkata, "Bapak tua, sudikah bapak menilai siapakah yang wudu'nya yang paling benar di antara kami?"
Orang tua itu setuju dengan permintaan mereka.

Kedua Imam tersebut melakukan wudu'. Orang tua itu mengamati secara seksama, dan menyadari bahwa keduanya hampir melakukan wudu' yang serupa.
Ia juga menyadari bahwa dia tidak melakukan wudu' dengan benar. Dia tahu bahwa anak-anak itu sedang berusaha untuk membenarkannya dengan santun.

Dia sangat menyukai perlakuan anak-anak itu. Dia berkata, "Ananda tercinta, Akulah yang tidak benar dalam melaksanakan wudu'. Terima kasih banyak atas "cara manis" yang telah kalian peragakan yang dapat membimbingku dari kesalahan.

Sumber Rujukan:
Mutahhari, Daastan-e Raastan

Pelajaran yangdapat kita petik dari kisah Imam Hasan As di atas adalah:
Sudah menjadi tugas kita untuk membenarkan seseorang yang melakukan kesalahan. Kita tidak boleh mengabaikan mereka.

Namun, ketika kita membimbing mereka, kita tidak boleh bersikap kasar atau keras. Kita harus melakukannya dengan sikap bersahabat dan santun sehingga mereka mendengarkan kita dan tidak merasa kesal.

Kegiatan
Tahukah kalian bagaimana melakukan wudu' dengan benar?
Mengapa kalian tidak meminta orang tua kalian untuk memeriksa wudu' kalian?

Ketika kalian dapat melakukannya dengan benar, mintlah ayah atau ibu kalian untuk mengisi nama kalian pada form di bawah ini.

Imam Hasan al-Mujtaba As bersabda:
Perlakukanlah orang-orang sebagaimana kalian ingin diperlakukan. Biharul Anwar, vol 78, hal. 116

2. Ayo Makanlah Bersama Kami
Imam Kedua kita, Imam Hasan Mujtaba As adalah Imam yang senantiasa berbuat baik kepada orang-orang papah dan miskin.

Suatu hari, Imam Hasan berjalan di sebuah jalan ketika dia melintas, beberapa orang miskin sedang duduk di tanah sedang menyantap sepotong roti kering.
Ketika mereka melihat Imam Hasan al-Mujtaba As, mereka memintanya untuk bergabung bersama mereka.

Imam Hasan As duduk di atas tanah dan memakan roti kering bersama mereka.
Dia berkata, "Allah Swt tidak mendekati orang-orang takabur."

Ketika mereka telah menyelesaikan makanannya, Imam Hasan al-Mujtaba As berdiri untuk pergi. Sebelum beliau pergi, beliau menyampaikan terima kasih atas makanan yang mereka sajikan.
Kemudian beliau berkata, "Aku menerima undangan kalian, kini terimalah undangan dariku."
Mereka setuju dan menyertai Imam Hasan As kembali ke rumahnya.

Ketika mereka tiba di kediamana beliau mereka dilayani dengan baik. Mereka diberikan makanan yang baik sekaligus pakaian oleh Imam Hasan As.

Sumber Rujukan:
Manaqib, Ibn Syahr Aasyub, vol. 4, hal. 23.

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Hasan al-Mujtaba As di atas adalah:
Janganlah kalian terlalu berbangga diri untuk tidak duduk bersama kaum Muslimin yang miskin.
Janganlah pernah menolak undangan seorang Muslim untuk makan bersama mereka.
Senantiasalah berikan kepada orang-orang lebih baik dari yang mereka berikan kepada kalian.

Kegiatan
Katakan kepada orang tua kalian bagaimana Imam Hasan al-Mujtaba As duduk bersama orang-orang miskin untuk makan sepotong roti kering.

Imam Hasan al-Mujtaba As kemudian mengundang orang-orang miskin tersebut untuk makan di kediaman beliau, gambarlah makanan apa yang terhidang di atasnya untuk orang-orang miskin.

Imam Hasan al-Mujtaba As bersabda:
Janganlah menunda melakukan kebaikan dan janganlah membual atas kebaikan itu setelahnya. Biharul Anwar, vol 78, hal. 113

3. Sup Panas
Imam Kedua, Imam Hasan al-Mujtaba As adalah seorang insan suci yang tidak mudah marah.
Terkadang orang-orang berbuat kasar kepadanya, khususnya mereka yang tidak mengenal beliau.

Imam Hasan bersikap santun terhadap orang-orang jahil ini dan acap kali mereka merasa malu atas perlakuan kasar mereka. Mereka merubuah perilaku
mereka setelah menyaksikan kesempurnaan perilaku Imam Hasan As.
Masyarakat Madinah berkata bahwa Imam Hasan al-Mujtaba As hampir mirip dengan datuknya, Nabi Muhammad Saw, baik dalam rupa dan perbuatan.

Suatu hari ketika menyantap makan malam, seorang pelayan menumpahkan semangkuk sup dan percikannya mengenai badan Imam Hasan As.
Pelayan wanita ini sangat ketakutan lantaran berpikir bahwa Imam Hasan As akan marah dan menghukumnya. Pelayan wanita ini, segera membaca sebuah ayat suci al-Qur'an.


وَالْكاظِمِينَ الغَيظ


(surga menantikan) Orang-orang yang menahan marahnya.

Imam Hasan tersenyum dan berkata bahwa dia tidak marah.
Lalu wanita tersebut membaca ayat berikutnya:


وَالعافِينَِ عَنْ الناسِ


Dan memaafkan (kesalahan) orang.

Imam Hasan al-Mujtaba As berkata bahwa dia memaafkannya.
Kemudian wanita tersebut mengakhiri dengan membaca ayat:


وَالله يُحِبُّ المُحْسِنِين


Allah Swt menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Imam Hasan al-Mujtaba As berkata kepadanya bahwa dia kini adalah seorang hamba yang bebas.
Pada hari yang indah ini, Imam Hasan al-Mujtaba As menunjukkan bahwa jika seorang menyakitimu dengan kesalahan, abaikanlah kesalahan itu.

Ayat di atas dapat dijumpai pada al-Qur'an surah ke-3, Ali Imran, ayat 134.

Sumber Rujukan:
al-Tanufi, al-Faraj ba'd al-Shiddah, hal. 101

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Hasan al-Mujtaba As di atas adalah :
Allah Swt mencintai orang yang dapat mengendalikan amarah mereka dan memaafkan kesalahan-kesalahan serta melakukan kebaikan.

Kegiatan
Bacalah kembali kisah di atas dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Mengapa Imam Hasan As senantiasa mendengarkan dengan sabar orang-orang yang berbuat kasar kepadanya?
_______________________________________________
_______________________________________________
Dalam hal apa Imam Hasan al-Mujtaba As mirip dengan Nabi Muhammad Saw?
______________________________________________
_____________________________________________
Tiga hal apa yang dikatakan oleh pelayan wanita itu dan bagaiamana Imam Hasan As menjawabnya?
____________________________________________
_______________________________________________

Imam Hasan al-Mujtaba As bersabda:
Orang-orang membinasakan diri mereka sendiri jika dalam diri mereka terdapat kebiasaan buruk, sombong, tamak dan hasud. Biharul Anwar, vol 78, hal. 111.

4. Menghadapi Kemarahan Dengan Santun
Suatu waktu seorang pengikut Mua'wiyah datang dari Suriah ke Madinah. Ketika dia melihat Imam Hasan Mujtaba As, dia mulai memaki dan mendamprat Imam Hasan.
Perlakuannya terhadap Imam Hasan As lantaran di Suriah, Mua'wiyah menyebarkan dusta dan berita palsu tentang Imam 'Ali As untuk menjelekkan namanya.
Orang-orang Suriah sudah lama berada di bawah kekuasaan Mu'wiyah sehingga mereka percaya dusta dan kepalsuan yang disampaikan oleh Mua'wiyah dan tidak mengerti kedudukan tinggi Ahlul Bait As.

Di Suriah, kaum Muslimin tidak memberikan nama-nama seperti 'Ali, Hasan dan Husain kepada anak-anak mereka lantaran mereka mendengar banyak hal-hal buruk tentang mereka.
Imam Hasan al-Mujtaba As mengetahui bahwa orang Suriah yang berlaku kasar kepadanya telah disesatkan oleh Mua'wiyah dan orang-orang sebangsanya.
Jadi, Imam tidak berkata apapun dan mendengarkannya dengan baik. Para pengikut Imam hendak menghajar orang tersebut atas apa yang telah dia katakana, akan tetapi Imam meminta mereka untuk membiarkan orang Suriah itu pergi.

Imam Hasan kemudian berbalik kepada orang itu dan menyapanya dengan ucapan "Salam". Imam mengundang orang itu ke kediaman beliau untuk makan dan istirahat karena dia pasti letih setelah melakukan perjalanan jauh.
Ketika orang ini melihat perlakuan sempurna Imam, dia menyadari bahwa apa yang disampaikan oleh Mu'awiyah kepadanya adalah tidak benar.
Dia merasa malu atas apa yang telah dikatakannya kepada sang Imam. Dia mulai menangis lalu berkata, "Allah Swt niscaya menempatkan Nubuwwah dan Imamah kepada orang-orang tetbaik."
Orang itu memohon permintaan maaf dari Imam. Kemudian setelah itu, bilamana dia mendengar seseorang berkata-kata jelek tentang Imam, maka dia akan membenarkannya.

Sumber Rujukan:
Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, bag. Keutamaan Imam Hasan As.

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Hasan al-Mujtaba As di atas adalah:
Janganlah pernah marah kepada seseorang ketika mereka marah. Karena akan membawa kedua-keduanya ke dalam pertikaian.

Tidak masalah bagaimana orang berlaku kepada kalian, kalian harus senantiasa memiliki akhlak yang sempurna.

Kegiatan
Ceritakan kembali kisah di atas dan berilah jawaban atas beberapa pertanyaan di bawah ini:
Mengapa orang Suriah itu menghina Imam Hasan al-Mujtaba As?
_______________________________________________
_______________________________________________
Menurut kalian, mengapa Mu'awiyah menyebarkan berita dusta tentang Ahlul Bait di Suriah?
______________________________________________________________________________________________
Mengapa Imam Hasan al-Mujtaba As tidak berkata-kata kasar kepada orang Suriah itu?
_______________________________________________
_______________________________________________
Bagaimana Imam Hasan As memenangkan hati orang Suriah itu? _______________________________________________
_______________________________________________
Tahukah kalian siapakah yang naik ke tampuk kekuasaan di Suriah setelah Mu'awiyah?
______________________________________________________________________________________________

Imam Hasan al-Mujtaba As bersabda:
Ajarkanlah ilmu kepada orang lain dan belajarlah ilmu dari orang lain sehingga akan dapat membawa ilmumu ke tangga kesempurnaan. Biharul Anwar, vol 78, hal. 111.

(alhassanain/ABNS)

0 komentar:

Sejarah

ABNS Fatwa - Fatwa

Pembahasan

 
AHLUL BAIT NABI SAW - INFO SEJARAH © 2013. All Rights Reserved. Powered by AHLUL BAIT NABI SAW
Top