SELAMAT DATANG DI AHLUL BAIT NABI SAW

AHLUL BAIT NABI SAW: Media Agama Dan Hati Umat Islam * Media Persatuan dan Kesatuan Sunni Dan Syiah


Oleh: Mohammad Adlany 

Sebagaimana yang telah diungkapkan tentang definisi ideologi dan ideologi yang dianut oleh manusia, dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa ideologi adalah suatu tema yang merupakan pokok perhatian manusia, merupakan dasar semua prilaku manusia dan menentukan bentuk pilihan manusia, merupakan tujuan segala usaha dan upaya manusia, dan merupakan penjelas kedudukan manusia di alam eksistensi ini, minimal kehidupannya di alam materi, serta merupakan tolok ukur bagi nilai-nilai dan keutamaan kehidupan.

Di sini perlu diperhatikan poin penting bahwa tolok ukur mengenal ideologi manusia ialah melihat apa yang menjadi titik tekan dan perhatian mendasar dari kehidupannya dan dasar motivasi segala prilaku dan tindakannya. Yakni manusia ini dengan motivasi, dasar, dan tujuan apa ia melakukan perbuatan tersebut, jadi apa saja tujuan dan motivasi segala tindakan dan prilaku manusia tidak lain adalah ideologi dan tujuan hidup manusia. Manusia tidak perlu menyatakan secara lahiriah mengenai ideologi dan tujuan hidup yang dianutnya karena ideologi bukan realitas yang terucap tetapi sebuah realitas yang mendasari seluruh perbuatan, tindakan, dan prilaku manusia.


Oleh karena itu, suatu ideologi bisa mengemban masalah-masalah tersebut di atas apabila mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. Ideologi tidak hanya harus mempunyai seluruh sifat positif, bahkan mesti jauh dari segala kekurangan dan kelemahan. Apabila kita mengamati setiap ideologi manusia, maka kita akan jumpai beberapa dimensinya yang bermanfaat dan memiliki sisi positif, tetapi aspek-aspek lainnya yang negatif dan mempunyai kekurangan niscaya jauh dari nilai-nilai hakiki. Sebagai contoh, kekayaan yang berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan materi manusia merupakan hal yang bermanfaat dan positif, namun dari dimensi bahwa dia menyebabkan terjadinya eksploitasi alam maka mustahil dia ditempatkan sebagai suatu ideologi. Atau cintai diri dan egoisme yang walaupun memuaskan dan berkhidmat pada kebutuhan-kebutuhan ruhani dan jasmani manusia, namun dari aspek bahwa egoisme ini mengerahkan segala potensi manusia untuk berkonsentrasi pada satu dimensi saja yang lantas berujung pada keterasingan manusia dari alam spiritual malakuti dan hilangnya sifat-sifat kemanusiaan, jadi dengan realitas ini egoisme tak bisa dijadikan sebagai suatu ideologi bagi manusia.
  2. Ideologi mesti menjelaskan kedudukan manusia di alam eksistensi dan menjawab persoalan-persoalan hakiki manusia, seperti masalah asal-muasal manusia, tujuan keberadaan manusia di alam ini, dan akhir perjalanan hidup manusia pasca kematian. Manusia senantiasa ingin memahami secara hakiki kedudukannya di alam eksistensi, apa yang mesti dilakukan di dunia ini, dan apa tujuan hakiki kehidupan manusia. Dan karena tak satupun ideologi yang ada dapat menjawab secara sempurna persoalan-persoalan manusia tersebut dan hanya filsafat penciptaan yang mampu memberikan solusi riil dan hakiki atas semua persoalan kemanusiaan tersebut, dengan demikian filsafat penciptaan ialah ideologi yang paling sempurna yang bisa dianut manusia.
  3. Ideologi harus terkait dengan semua aspek kehidupan manusia dan menentukan bentuk hubungan individu-individu dalam masyarakat dan mengarahkan menusia ke arah pembangunan diri, masyarakat, dan bangsanya. Disamping itu, ideologi dapat memberdayakan potensi-potensi yang berbeda dari setiap individu untuk kepentingan kesempurnaan masyarakat manusia dan menegaskan bahwa setiap individu-individu manusia berhubungan satu sama lain sedemikian sehingga diumpamakan sebagai bagian-bagian dari tubuh yang satu. Ia mengajarkan pada manusia untuk merasakan langsung penderitaan-penderitaan orang lain dan memotivasi manusia menolong dan membantu sesamanya. Tidak diragukan lagi bahwa sifat dan karakteristik seperti ini hanya dimiliki oleh filsafat penciptaan, karena tidak satupun dari ideologi yang ada memiliki pengaruh universal dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh, bangsa yang menganut nasionalisme sebagai ideologinya, walaupun memiliki pengaruh bagi yang manusia lainnya, namun aspek-aspek manfaat dari ideologi ini hanya meliputi minoritas manusia yang hidup dan tinggal dalam komunitas masyarakat tersebut.
  4. Ideologi harus memiliki dimensi logis, argumentatif, rasionalitas, dan bersifat tetap dan stabil. Dan begitu banyak realitas yang dijadikan manusia sebagai ideologi, seperti kekayaan, kesejahteraan (welfare), suku, bangsa dan lain sebagainya, yang mungkin secara lahiriah bersifat logis, namun apabila hal-hal ini dianalisa dalam koridor hubungan manusia dan masyarakat atau kemashlahatan semua individu manusia maka nampak ketaklogisan dan ketidakstabilan ideologi-ideologi tersebut; karena bagaimana mungkin, dengan asumsi bahwa nasionalisme ditempatkan sebagai ideologi bagi semua manusia dengan keberadaan ideologi-ideologi lain seperti kekayaan atau hedonisme yang juga dianut oleh sebagian manusia, dapat diyakini bahwa tidak akan terjadi benturan di antara individu-individu manusia.
  5. Cita-cita dan tujuan ideologi ialah bisa dicapai oleh semua individu manusia. Dengan ungkapan lain, puncak kesempurnaan yang dicanangkan oleh ideologi tersebut bisa diraih secara bertahap oleh setiap individu manusia berdasarkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Begitu banyak ideologi yang dianut oleh manusia mustahil dicapai oleh seluruh manusia, dengan ini menyebabkan manusia yang tidak dapat menggapainya menjadi sangat terpukul dan mengalami gangguan kejiwaan. Misalnya manusia yang menjadikan kekayaan sebagai ideologinya dan menempatkan uang sebagai satu-satunya nilai dan tolok ukur, apabila manusia ini tidak berhasil meraih tujuan dan cita-cita ideologinya, maka pasti dia akan mengalami depresi kejiwaan.
  6. Ideologi mesti bersifat abadi dan kekal, karena kalau manusia memilih suatu ideologi yang tidak kekal, maka dapat dipastikan bahwa kehidupan manusia akan mengalami kemunduran dan kehancuran. Sebagai contoh, kalau seseorang menjadikan kekayaan sebagai ideologinya, maka dengan ketiadaan ideologi itu akan menyebabkan manusia menjadi terpuruk, jiwanya menjadi tidak stabil, dan kehidupannya menjadi sia-sia.

(teosophy/ABNS)

0 komentar:

Sejarah

ABNS Fatwa - Fatwa

Pembahasan

 
AHLUL BAIT NABI SAW - INFO SEJARAH © 2013. All Rights Reserved. Powered by AHLUL BAIT NABI SAW
Top