Apakah Dia adalah Sebab Efisien segala sesuatu, Yang Awal dari Yang Awal, ataukah Dia adalah Sebab Final (baca pula; tujuan akhir atau nihayah akhir) segala sesuatu, Yang Akhir dari Yang Akhir?
Dari , Sang Nabi-Nya Filsuf, Aristo (-teles), (menurut pemahaman yang teramat rendah dari alfaqr);
- Seluruh keberadaan adalah gerakan, karena ada berarti mengada dan mengada berarti diketahui efeknya (atsar-nya) oleh selainnya, dan tak mungkin diketahui efeknya oleh selainnya bila semuanya sama tanpa beda (baca pula; perubahan atau gerakan) satu terhadap yang lain.
- Seluruh gerakan memerlukan penggerak (mover), tak mungkin ada gerakan tanpa penggerak, karena bila ada, gerakan dengan non-gerakan menjadi identik.
- Jika setiap gerakan memerlukan penggerak (mover), dan jika semua penggeraknya bergerak, maka memerlukan penggerak juga, maka mustahil rantai gerakan-penggerak, gerakan-penggerak, gerakan-penggerak ,…., ini tak berujung, karena bila tak berujung ini akan berakibat nihilnya semua gerak tersebut. Melainkan harus mencapai suatu prime-mover, Penggerak Pertama, yakni penggerak yang tak bergerak, sehingga tak memerlukan penggerak lagi.
- Tak mungkin penggerak pertama ini lebih dari satu, karena jika ada lebih dari satu penggerak pertama berarti penggerak pertama yang satu akan berefek terhadap penggerak pertama yang lain, karena ada berarti memberikan efek terhadap yang lain. Artinya, penggerak pertama yang satu akan bergerak terhadap penggerak pertama yang lain, sehingga penggerak pertama tersebut bergerak, berarti bukanlah penggerak yang tak bergerak alias bukan penggerak pertama. Dan jika semuanya bukan penggerak pertama, berarti semua gerakan(baca pula; keberadaan) nihil.
- Penggerak pertama (prime-mover) adalah kausa final (nihayah) dari seluruh gerakan (baca pula; keberadaan), karena itu dirinya adalah aktualitas sempurna tanpa potensialitas, tak pernah bergerak menyempurna lagi menjadi sesuatu selain dirinya yang lebih sempurna, al-ghoniyyu al-hamiidu, tak memerlukan sesuatu apa pun selain diriNya sendiri, al-hayyu al-qoyyuumu, dan Dia memiliki sifat qooimun binafsihi atau qooimun bidzaatihi.
- Maka aktifitas satu-satunya yang mungkin bagi Aktualitas Sempurna nir-potensialitas ini, Yang Maha Kaya lagi tak membutuhkan apa pun selain diriNya, adalah aktifitas Intelektual. Maka para filsuf dan sufi yakin bahwa segala selain Dia adalah imajiner. Dia mem”bayang”kan DiriNya sendiri dengan DiriNya sendiri, sehingga hakikat semua gerakan adalah bayang DiriNya atas DiriNya dengan DiriNya. Karena itu betapa mungkin debu-debu potensialitas khayali ini mengenali diriNya dan memuji diriNya?
(filsafatislam/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar