Dalam Lisan al Meezan jilid 5 halaman 147, Ibn Hajr al Asqalani saat sedang menulis tentang ‘Muhammad bin Hameed’ menceritakan hal berikut dari dia:
Di tempat yang disebut Balk aku mengamati sesuatu yang tertulis di sebuah gunung hitam. Ketika aku tiba di ‘Amr’ aku bertanya apakah ada yang bisa membaca apa yang ada di gunung itu. Aku diberitahu tentang seorang pria tua dan aku membawanya ke gunung dan menunjukkan padanya kata-kata itu. Dia membacanya, heran dan berkata, “Bawalah aku sesuatu sehingga aku dapat menerjemahkan untukmu.” Aku membawa sesuatu dan ia menerjemahkannya dari bahasa Ibrani:
“Hanya ada Satu Allah yang benar, Muhammad adalah Rasul-Nya, Ali adalah Wali-Nya. Kalimah ini ditulis oleh Musa bin Imran.”
Ketika Kalimah disertai dengan Aliyun Waliyullah telah ditulis oleh seorang Nabi Ulil Azm, mengapa Nasibi mempermasalahkan ketika Syiah juga membacanya dalam Kalimah?
(dedyzulvita/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar