SELAMAT DATANG DI AHLUL BAIT NABI SAW

AHLUL BAIT NABI SAW: Media Agama Dan Hati Umat Islam * Media Persatuan dan Kesatuan Sunni Dan Syiah


Hadrat Fatimah Zahra As
Lahir: Makkah, 20 Jumadi-ul-Akhir 8 SH
Syahid: Madina, 3 Jumadi-ul-Akhir 11 H
Dikebumikan di Madina


1. Tasbih Sayidah Fatimah As
Sayidah Fatimah As selalu bekerja keras di rumahnya. Dia selalu menggiling gandum untuk diolah menjadi tepung dengan menggunakan batu. Pekerjaan ini membuat tangannya memar, kendati demikian ia tidak pernah berkeluh-kesah.

Ayahandahnya, Nabi Muhammad Saw dapat melihat betapa kerasnya ia bekerja. Suatu hari Nabi Saw berkata bahwa beliau akan memberikan sesuatu yang akan membantu meringankan pekerjaannya. Nabi Muhammad Saw berkata bahwa apa yang akan diberikan kepadanya adalah lebih baik daripada dunia beserta isinya.

Tahukah kalian hadiah apa yang diberikan oleh Nabi kepada putri kinasihnya itu?
Nabi menunjukkan bagaimana Sayidah Zahra As dapat bertasbih. Beliau berkata bahwa setiap habis salat, ia harus melafadzkan:

Allahu Akbar - (Allah Mahabesar) - 34 kali
Alhamdulillah - (Segala puji untuk Allah) - 33 kali
Subhanallah - (Maha Suci Allah) - 33 kali

Sayidah Zahra As sangat senang menerima hadiah khusus ini. Dia senantiasa melakukan tasbih setiap selesai menunaikan salat dan tasbih ini kemudian lebih dikenal sebagai tasbih Fatimah atau tasbih az-Zahra.

Salat adalah ibarat sebuah kusuma yang indah dan tasbih Sayidah Fatimah memberikan bunga yang cantik ini aroma yang semerbak. Sehingga setiap mengerjakan salat kita harus membaca tasbih Sayidah Fatimah ini karena kita ingin salat kita seperti sebuah bunga yang indah dengan aroma yang semerbak.

Sumber Rujukan:
Da'im al-Islam (lihat bag. Fatimah az-Zahra As, hal. 172)

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Sayidah Fatimah As di atas adalah:
Tasbih merupakan hadiah khusus dari Nabi Saw untuk kita semua.

Sabda Nabi Muhammad Saw ihwal Sayidah Fatimah As:
Sebaik-baik wanita yang pernah diciptakan Allah di dunia dan akhirat adalah Fatimah Ia adalah penghulu wanita di Surga. (Sahih Bukhari dan Muslim)


2. Kalung Yang Diberkati
Suatu hari, seorang miskin dan tua datang ke kediaman Nabi Saw dan meminta pertolongan. Nabi Saw berkata kepadanya bahwa beliau tidak memiliki sepeser uang pun ketika itu, akan tetapi meminta si orang tua miskin tersebut untuk pergi dan meminta pertolongan dari putrinya Sayidah Fatimah As.

Orang tersebut langsung dituntun oleh Bilal Ra dan datang ke kediaman Sayidah Fatimah As dan berkata: "Salamun 'Alaikum, Wahai Ahlal Bait. Wahai keluarga tempat berdatangannya malaikat dan tempat Jibril turun dengan membawa wahyu Allah. Aku adalah seorang miskin dan lapar, tolonglah aku."

Sayidah Fatimah As tidak memiliki sesuatu apa pun untuk diberikan kepada si orang tua kecuali sebuah kalung yang diberikan oleh saudara sepupunya sebagai hadiah kepadanya.

Sayidah Fatimah As sedemikian pemurahnya sehingga dia segera melepas kalung tersebut dan menyerahkannya kepada si orang tua miskin tersebut, dengan berkata untuk kalung tersebut dan menggunakan uang hasil penjualannya.

Ammar Yasir Ra, yang merupakan seorang sahabat Nabi Saw, meminta kepada si orang tua miskin itu bahwa dia akan membeli kalung tersebut. Si orang tua miskin tersebut meminta makanan, sebuah baju dan beberapa keping uang.

Ammar memberikan lebih banyak dari yang diminta oleh si orang tua miskin tersebut dan si orang tua itu pergi dengan gembira dengan keberuntungannya.

Lalu, Ammar berkata kepada budaknya untuk mengembalikan kalung tersebut kepada Sayidah Fatimah dan berkata kepadanya bahwa Ammar mengirim kalung ini dan menghadiahkan budak itu kepadanya.

Sayidah Fatimah As berterima kasih kepada budak yang membawa kalung tersebut dan memberikan kebebasan kepadanya. Ketika budak yang bernama Sahm itu mendengar bahwa ia dibebaskan, dia tertawa. Sayidah Fatimah bertanya mengapa dia tertawa.

Ia berkata, "Betapa khususnya kalung ini! Ia memberikan makanan kepada orang yang lapar dan memberikan kepadanya pakaian dan kekayaan. Lalu membebaskan seorang budak dan kini kembali kepada pemiliknya!"

Sumber Rujukan:
Allamah Majlisi, Biharul Anwar, Vol 43 hal. 56-58

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Sayidah Fatimah di atas adalah:
Jangan pernah mengusir seorang pengemis yang datang kepada kalian.
Jika kalian memberikan sedekah dengan niat yang tulus, maka Allah Swt akan senantiasa mengembalikan melebihi apa yang kalian berikan.

Sayidah Fatimah az-Zahra As bersabda:
Jika kalian menjaga hubungan kekerabatan dengan seluruh anggota keluarga kalian dan kerebat kalian, maka Allah akan mengangkat kehidupan kalian. A'yaan ul-Shia'h, vol 1, hal. 316

Kegiatan
Ceritakan kepada orang tua kalian ihwal kisah kalung Sayidah Fatimah As.

Sayidah Fatimah az-Zahra As bersabda:
Allah telah meminta kalian untuk berbuat baik dan mentaati orang tua kalian. Kebahagiaan orang tua laksana sebuah perisai yang melindungi kalian dari murkanya.

3. Kautsar
Hadrat Fatimah az-Zahra As lahir menghiasi kebahagiaan Hadrat Khadijah As dan Rasulullah Saw. Sebelum kelahirannya, Nabi Saw memiliki dua putra, Qasim dan Tahir, akan tetapi kedua putra beliau ini meninggal selagi mereka masih belia.

Nabi Saw memulai menyebarkan ajaran Islam dan mendapatkan musuh-musuh akibat dakwah ini. Sebagai hasilnya, beberapa kaum Musyrik memulai melancarkan ejekan kepada beliau akibat kematian putra beliau, dengan memanggilnya sebagai "Abtar".

Istilah Abtar ini bermakna seekor binatang yang tidak memiliki ekor - betapa kejinya orang-orang mengejek Nabi Saw dengan "Abtar" karena beliau tidak memiliki anak yang akan melanjutkan garis keturunannya.

Kemudian, ketika Hadrat Fatimah As lahir, turunlah surat al-Qur'an berikut ini:

بسم الله الرحمن الرحيم


Dengan Nama Allah Yang Mahakasih dan Mahasayang


اِناّ اَعْطَيْنكَ اَلْكَوْثَر °


ٍSesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (wahai Muhammad) nikmat yang melimpah (kautsar),


فَصَلِّ لِرَِِِبِّكَ وَانْحَرْ °


Oleh karena itu, pujilah Tuhanmu dan berkorbanlah.


اِنَّ شا نئَك هُو البترٌ °


Sesungguhnya orang yang membencimu dialah yang terputus (tidak akan memiliki keturunan).


Ketika Nabi Saw ditanya tentang apa arti dari kautsar, beliau menjawab bahwa kautsar berarti sebuah sungai di Surga dan seseorang yang akan memberikan air dari sungai tersebut kepada orang-orang Mukmin adalah Imam 'Ali al-Murtada As.

Kemudian Nabi Muhammad Saw berkata bahwa kautsar juga bermakna nikmat yang melimpah, dan kelahiran Sayidah Fatimah menandakan bahwa, melalui dirinya, keturunan Rasulullah Saw akan melimpah ruah.

Janji Allah terbukti karena hari ini, keturunan Nabi Muhammad Saw tidak terhitung banyaknya, (Sayyid), sementara tidak ada orang yang mengklaim dirinya sebagai seorang keturunan dari kaum Musyrik Quraisy.

Lalu musuh-musuh Nabilah yang terbukti menjadi Abtar.

Sumber Rujukan:
Fakhruddin Razi, Tafsir Kabir, Tafsir Surah al-Kautsar.

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Sayidah Fatimah As di atas adalah:
Keturunan Nabi Saw seluruhnya berasal dari Sayidah Fatimah As. Ketika kita melihat orang yang mengenakan surban hitam, kita harus senanitasa menghormatinya karena hubungan kekerabatannya dengan Nabi Muhamamad Saw.

Kegiatan
Baca kembali kisah di atas dan jawablah pertanyaan di bawah ini.
Apa maksud dari kalimat abtar dan mengapa orang-orang memanggil Nabi Muhammad Saw dengan sebutan seperti ini?
_______________________________________________
_______________________________________________

Apa arti dari kalimat kautsar dan mengapa kalimat ini berkenaan dengan Sayidah Fatimah As?
_______________________________________________
_______________________________________________

Dapatkah kalian memanggil seseorang sebagai seorang Sayyid keturunan Nabi Saw - dari warna surbannya, bagaiamana kalian dapat mengenalnya?
_______________________________________________
_______________________________________________

Cobalah hapal surah al-Kautsar - dan bacalah dalam salat kalian.

Sayidah Fatimah az-Zahra As bersabda:
Allah telah menjadikan ketaatan kepada kami, Ahl al-Bait, wajib bagi seluruh kaum Muslimin dan sebagai wasilah untuk menghindari perpecahan. A'yaan ul-Shia'h, vol 1, hal. 316.

4. Pewahyuan Surat Dahr
Suatu ketika Imam Hasan al-Mujtaba As dan Imam Husain asy-Syahid As jatuh sakit.
Ketika Nabi Saw mengetahui tentang sakitnya mereka, beliau menganjurkan bahwa putrinya Sayidah Fatimah As dan menantunya Imam Ali As harus bernadzar.
Nazr merupakan sebuah janji yang kalian ikrarkan kepada Allah. Sesuatu yang kalian lakukan sebagai tambahan untuk mencari keridaan Allah jika keinginan kalian terkabulkan.
Imam 'Ali dan Sayidah Fatimah As melakukan nazar. Mereka melakukan puasa selama tiga hari untuk kesembuhan putra mereka. Bahkan pembantu mereka Fizza, yang sangat mencintai anak-anak itu turut bergabung melakukan nazar.
Allah mengabulkan nazar mereka dan Imam Hasan dan Imam Husain sembuh dari sakitnya.
Orang tua mereka memutuskan untuk berpuasa pada hari berikutnya untuk memenuhi janji mereka dan ketika anak-anak mengetahui perkara ini, mereka juga memutuskan untuk berpuasa.

Pada malam harinya ketika tiba waktu salat, mereka salat bersama lalu duduk untuk berbuka puasa. Ketika mereka baru saja akan duduk untuk menyantap hidangan buka puasa mereka berupa roti, terdengar seseorang mengetuk pintu. Di depan pintu seorang miskin berdiri meminta untuk diberi makan.
Mereka semuanya, satu per satu, memberikan roti mereka kepada si pengemis. Mereka hanya meminum air untuk berbuka puasa.

Pada hari berikutnya, mereka kembali berpuasa. Kembali mereka hendak berbuka puasa dengan sepotong roti yang mereka bakar pada pagi harinya.
Kembali pula ketika mereka hendak menyantap roti itu sebagai hidangan buka puasa. Kali ini seorang anak yatim datang meminta makanan kepada mereka.
Meskipun mereka sendiri selama dua hari lapar, mereka, satu per satu memberikan potongan rotinya kepada si anak yatim dan kembali mereka beranjak tidur tanpa makanan.

Pada hari ketiga puasa mereka, ketika mereka ingin duduk untuk berbuka puasa, seorang ibn sabil datang mengetuk pintu untuk meminta makanan.
Meskipun hingga kini keluarga suci tersebut dalam keadaan lapar tanpa menyentuh makanan selama tiga hari, mereka kembali memberikan potongan roti mereka. Pada hari berikutnya, Rasulullah Saw datang menengok mereka dengan membawa kabar gembira bahwa Allah telah menurunkan sebuah surah yang disebut surah ad-Dar untuk memuji pengorbanan yang dilakukan oleh keluarga suci ini.

Sumber Rujukan:
Zamakhsyari, Tafsir Kasysyaf, vol. 4, hal 169.

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Sayidah Fatimah As di atas adalah:
Nazar merupakan amalan ekstra yang sangat mujarab.
Senantiasa pikirkanlah orang-orang yang berada di hadapan kalian.
Tidaklah penting berapa banyak yang kalian berikan kepada yang lain, akan tetapi perhatian yang kalian berikan itu "qurbatun IlalLah" yang akan mendekatkan kalian kepada Allah.

(alhassanain/ABNS)

0 komentar:

Sejarah

ABNS Fatwa - Fatwa

Pembahasan

 
AHLUL BAIT NABI SAW - INFO SEJARAH © 2013. All Rights Reserved. Powered by AHLUL BAIT NABI SAW
Top