SELAMAT DATANG DI AHLUL BAIT NABI SAW

AHLUL BAIT NABI SAW: Media Agama Dan Hati Umat Islam * Media Persatuan dan Kesatuan Sunni Dan Syiah


Imam Husain Asy - Syahid As
Lahir: Madinah, 3 Sya'ban 4 H
Syahid: Karbala, 10 Muharram 61 H
Dimakamkan di Karbala

1. Malaikat Yang Tidak Dapat Terbang
Imam ketiga, Imam Husain asy-Syahid As adalah putra kedua Imam 'Ali As dan Hadrat Fatimah As. Ketika ia lahir, Nabi Saw sangat berbahagiah dan segera datang melihatnya. Atas perintah Allah, Nabi Saw memberikan nama kepadanya dengan nama Husain.

Nabi Saw mengumandangkan azan pada telinga kanannya dan iqamah pada telinga kirinya.

Ketika Imam Husain lahir, Allah Swt mengutus Jibril turun ke bumi untuk menyampaikan ucapan selamat kepada Nabi Saw dan keluarganya.

Pada saat Malaikat Jibril turun ke bumi, dia melintasi sebuah pulau, sebuah pulau yang dihuni oleh malaikat yang bernama Fitrus.

Fitrus telah dikirim ke pulau tersebut akibat sikap bandelnya. Dulu Fitrus memiliki sayap namun telah di ambil oleh Allah Swt. Dia telah sekian lama beribadah di pulau tersebut dan memohon permintaan maaf dari Allah Swt.

Ketika Fitrus melihat Jibril, dia bertanya mau ke mana gerangan Jibril.

Jibril berkata kepadanya bahwa dia hendak mengunjungi Nabi Muhammad Saw dan keluarganya untuk menyampaikan selamat kepada beliau dan keluarganya atas kelahiran Imam Husain asy-Syahid As.

Fitrus meminta Jibril untuk serta membawanya. Dengan izin dari Allah Swt, Jibril menyetujui untuk membawa Fitrus bersamanya. Dan kemudian, kedua malaikat tersebut tiba di kediaman Nabi Saw.

Ketika kedua malaikat tersebut tiba di kediaman Nabi Saw, mereka menyampaikan ucapan selamat kepada sang Nabi dan keluarganya. Fitrus maju ke depan dan menceritakan apa yang telah terjadi atasnya.

Nabi Saw meminta Fitrus untuk melihat Imam Husain As. Nabi berkata, "Sentulah badan bayi merah ini dan kembalilah ke tempatmu di Surga."

Tatkala Fitrus menyentuh tubuh Imam Husain As, Allah Swt yang telah mengampuninya, mengembalikan kedua sayapnya yang telah lama hilang itu.

Dalam keadaan bersuka-cita, Fitrus segera kembali ke Surga, dalam keadaan memuji Nabi Saw dan cucunya yang baru lahir.

Sumber Rujukan:
Majlisi, Bihar al-Anwar, bagian Mukjizat Imam Husain As

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Husain asy-Syahid di atas adalah:
Jika kalian menghendaki sesuatu dari Allah Swt, salah satu jalan untuk meminta kepada-Nya adalah dengan bertawassul kepada para Imam As lantaran mereka adalah orang-orang yang lebih dekat kepada Allah Swt ketimbang kita.

Kegiatan
Mengapa Fitrus mendapatkan kembali kedua sayapnya?

Imam Husain asy-Syahid As bersabda:
Jangan pernah biarkan seseorang masuk ke rumah tanpa memberikan "Salam". (Kita harus membiasakan mengucapkan salam) Biharul Anwar, vol 78, hal. 117.

2. Lebih Manis Dari Madu
Pada akhir hayatnya, Imam Husain As harus bertempur melawan raja bengis Yazid dan pasukannya.
Yazid ketika memerintah mengubah agama Islam yang telah diajarkan dengan susah-payah oleh Nabi Saw. Kini tiba saatnya bagi seseorang untuk bangkit melawannya dan berkata kepadanya bahwa apa yang dilakukannya adalah keliru.

Imam meninggalkan Madinah pada akhir bulan Rajab tahun 60 H dan bertolak ke Makkah untuk mencari tahu bagaimana sikap kaum Muslimin terhadap Yazid.

Kemudian, masyarakat Iraq terus menulis surat untuk Imam untuk datang menolong mereka. Mereka bahkan berkata bahwa mereka akan adukan ke hadapan datuknya jika Imam Husain mengabaikan mereka.

Menanggapi surat mereka, Imam Husain mengutus saudara sepupunya, Muslim ke Kufah untuk melaporkan keadaan di sana. Sementara itu, Imam Husain melanjutkan mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah haji.

Lalu, Yazid mengirim beberapa orang ke Mekkah untuk membunuh Imam. Lantaran tidak ingin berperang di tanah suci, Imam meninggalkan Mekkah bertolak menuju Kufah.

Dalam perjalanan menuju Kufah, Imam Husain dihentikan oleh Hurr, seorang komandan tempur pasukan Yazid. Pada awal bulan Muharram tahun 61 H. Imam dipaksa untuk mendirikan tenda di tanah Karbala.

Selama dalam perjalanan, Imam Husain disertai oleh keluarganya. Anggota keluarganya itu terdiri dari wanita-wanita dan anak-anak beliau.

Ketika tiba saatnya untuk bertempur dengan pasukan Yazid, salah seorang kemenakan Imam yang bernama Qasim, sangat berhasrat untuk ikut bertempur.

Qasim adalah putra Imam Hasan As. Dia berusia 12 tahun. Dia senantaisa meminta Imam Husain untuk membiarkan dia pergi dan bertempur melawan musuh-musuh.Islam. Imam berbalik kepadanya dan bertanya, "Putraku, menurutmu apakah kematian itu?
Ia menjawab, "Mati di jalan Allah adalah lebih manis dari madu!"

Sumber Rujukan:
Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, bagian Peristiwa pada hari Asyura.

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Husain asy-Syahid di atas adalah:
Kita harus melakukan apa pun untuk dapat membantu Islam, baik kita seorang pemuda atau seorang tua.

Imam Husain asy-Syahid As bersabda:
Perbuatan tergesa-gesa dan terburu-buru merupakan suatu bentuk kebodohan. Biharul Anwar, vol 78, hal 122

3. Tiga Pertanyaan
Suatu hari seorang Badui Arab datang kepada Imam Husain As, Imam Ketiga kita. Dia berkata kepada Imam Husain As, "Aku memiliki hutang yang aku tidak dapat bayar." Aku datang kepada Anda untuk meminta bantuan karena aku telah mendengar kemuliaan dan kepemurahan Anda.

Imam As berkata kepadanya, "Aku akan mengajukan tiga pertanyaan kepadamu, jika engkau dapat menjawab pertanyaan pertama, aku akan memberikan uang untuk membayar sepertiga hutangmu. Jika engkau menjawab pertanyaan kedua, aku akan memberikan sepertiga yang lainnya. Jika engkau dapat menjawab ketiga pertanyaan dengan benar, aku akan memberikan uang yang engkau perlukan untuk membayar hutangmu."

Orang Badui itu risau atas masalah ini. Dia berkata, "Wahai Maulana (tuanku)! Anda adalah orang yang sangat berilmu dan aku adalah seorang dungu di hadapan anda!"
Imam menjawab, "Aku mendengat dari datukku, bahwa kebaikan harus dilakukan kepada seseorang berdasarkan pemahamannya terhadap agama dan kewajiban-kewajibannya kepada Allah."
Si Badui itu berkata, "Bertanyalah, Aku akan memberitahu apa yang aku ketahui. Jika aku tidak memiliki jawaban, aku akan belajar dari Anda dan mengingat jawabannya untuk keperluan masa depan."
Imam As bertanya kepadanya, "Di antara seluruh perbuatan yang baik. Manakah yang terbaik?"
Badui itu menjawab, "Beriman kepada Allah dan beriman kepada Tauhid-Nya."
Lalu, Imam As bertanya, "Apa yang dapat menyelamatkan manusia dari kebinasaan?"
Si Badui menjawab, "Bersandar kepada Allah dan mempercayakan kepada-Nya."
Imam bertanya lagi, "Apa yang memberikan manusia kemuliaan?"
Si Badui menjawab, "Ilmu pengetahuan disertai dengan sifat pemaaf (atas kesalahan-kesalahan orang lain).
Imam bertanya, "Jika dia tidak memiliki pengetahuan?"
Si Badui menjawab, "Kekayaan disertai dengan sifat pemurah."
Imam kemudian bertanya lagi, "Bagaimana jika hal ini juga tidak dia miliki?'
Si Badui berseru, "Biarlah petir datang dari angkasa menyambar dan membakarnya, karena dia layak mendapatkannya!"

Ketika mendengar seruan ini, Imam As tersenyum dan memberikan uang kepada si Badui melebihi keperluannya untuk membayar utangnya serta memberikan cincin kepadanya.

Sumber Rujukan:
Allamah Majlisi, Biharul Anwar, Bagian keutamaan Imam Husain As.

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Husain asy-Syahid di atas adalah:
Seseorang harus berupaya menolong seorang Muslim untuk membayarkan hutangnya ketika dia tidak mampu melakukannya.

Tidak setiap orang layak mendapatkan pertolongan yang sama. Mereka yang baik, mengamalkan amal seorang Muslim harus lebih dibantu..

Kegiatan
Bacalah kembali kisah di atas dan berilah jawaban atas beberapa pertanyaan di bawah ini:
Menurut kalian, mengapa Imam Husain bertanya kepada si Badui sebelum menolongnya?
_______________________________________________
_______________________________________________
Jawaban apa yang diberikan oleh si Badui ketika ditanya oleh Imam Husain As tentang apa yang memberikan manusia kemuliaan?
______________________________________________________________________________________________
Apa yang membuat Imam Husain As tersenyum?
______________________________________________________________________________________________

Imam Husain asy-Syahid As bersabda:
Seorang yang menolong saudaranya Muslim di dunia ini, akan ditolong oleh Allah Swt pada hari kiamat. Biharul Anwar, vol 78, hal. 121.

4. Orang Seperti Aku Tidak Akan Membaiat Orang Seperti Dia
Imam Husain As berperang melawan penguasa Bani Umayyah Yazid pada tahun 61 H. demi menyelamatkan Islam.

Imam Husain As dipaksa untuk bertempur dengan lasykar Yazid karena beliau tidak memberikan baiat kepada Yazid.

Ketika engkau memberika baiat kepada penguasa zalim, artinya bahwa engkau berjanji akan senantiasa mentaati dan membantunya.

Imam Husain As berkata tentang Yazid, "Orang seperti Aku tidak akan memberikan baiat kepada orang seperti Yazid. " Beliau bermaksud bahwa sebagai Imam bagi kaum Muslimin dan pembimbing mereka, beliau tidak akan pernah memberikan baiat kepada Yazid, yang berdiri untuk segalanya dalam menentang Islam.

Imam Husain as berkata bahwa apa yang diyakini oleh Yazid adalah bertentangan sepenuhnya dengan apa yang diyakini oleh Imam Husain As. Yazid adalah pengikut syaitan sementara Imam Husain As adalah pengikut Allah Swt.

Imam As mengetahui bahwa beliau dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya akan syahid di Karbala. Beliau juga tahu bahwa ini adalah satu-satunya jalan untuk menghentikan Yazid dari merusak Islam.

Pada lasykar Imam Husain As tidak terdapat pasukan yang kuat - hal ini tidaklah diperlukan untuk bergabung dengan lasykar Imam. Untuk masuk bergabung menjadi lasykar Imam, engkau meyakini dan mengamalkan Islam.

Imam menghendaki umat, ketika mereka mendengar tentang tragedy Karbala, supaya mengetahui bahwa dia tidak berperang untuk mendapatkan kekuasaan atau menciptakan keonaran. Akan tetapi, untuk menyelamatkan agama yang telah dibawa oleh datuknya.

Dalam pasukannya, Imam memiliki lasykar yang kaya akan kemuliaan. Beliau memiliki budak-budak merdeka. Beliau memiliki orang tua dan anak muda. Beliau memiliki orang yang telah melakukan kesalahan dan kemudian menyesal dan bertaubat (seperti Hurr - seorang komandan tempur pasukan Yazid). Akan tetapi mereka satu dalam ketakwaan, yang mencintai Allah dan Islam.

Bilamana kaum Muslimin yang lain mendengar tentang tragedy Karbala, mereka akan bertanya kepada diri mereka sendiri, mengapa orang-orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda, berbeda lingkungan, berbeda cara hidup, datang bersama bertempur dan syahid bersama Imam Husain As?

Setiap Muslim, tanpa memandang warna, ras, latar-belakang, keadaan keuangan, usia, dapat mengidentifikasi dirinya setidak-tidaknya dengan salah seorang syahid dalam lasykar Imam Husain As dan melalui pengidentifikasian ini ia dapat memahami mengapa Imam Husain melakukan semua ini.

Sumber Rujukan:
Syaikh Mufid, al-Irsyad, Bagian Kehidupan Imam Husain As.
Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Husain asy-Syahid As di atas adalah:
Imam tidak dapat memberikan baiat kepada Yazid lantaran bertentangan dengan apa yang diyakininya. Kalian harus bertahan dengan apa yang kalian yakini.


Kegiatan
Bacalah kembali kisah di atas dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

Apa yang dikatakan Imam tentang baiat terhadap Yazid? Apa yang dimaksudkan dengan perkataannya itu?
_______________________________________________
_______________________________________________
Menurut kalian, mengapa Imam membawa wanita-wanita dan anaknya bersama ke Karbala sekalipun beliau tahu bahwa mereka mungkin akan dibunuh di sana?
______________________________________________________________________________________________

Imam Husain asy-Syahid As bersabda:
Janganlah berkata-kata tentang saudara Muslimmu ketika mereka tidak ada lantaran kalian tidak suka mereka berkata-kata tentangmu ketika kalian tidak ada. Biharul Anwar, vol 78, hal. 127

(alhassanain/ABNS)

0 komentar:

Sejarah

ABNS Fatwa - Fatwa

Pembahasan

 
AHLUL BAIT NABI SAW - INFO SEJARAH © 2013. All Rights Reserved. Powered by AHLUL BAIT NABI SAW
Top