Kami menolak mereka yang berkepercayaan yang bertentangan dengan kami, seperti Sabaiyya, Khitabiyya, Gharabiyya, Alawiyya, Mukhammasa, Bazighiyya, Nussairiyya, yang betaburan di dalam Iran, Mosul dan Syria. Kami Syi’ah berbeda dengan mereka, dan kami menganggap mereka kafir. Di dalam semua buku-buku yang ditulis oleh ulama Syi’ah dan juga ulama fiqh, puak Ghalis (pelampau) termasuk di antara mereka yang kafir, oleh karena kepercayaan mereka bertentangan dengan Syi’ah. Sebagai contoh, mereka mengatakan bahwa penyerapan roh ke dalam jasad seseorang adalah berkemungkinan (sebagaimana Jibril berada di hadapan Nabi dalam bentuk Dahiyya-e-Kalbi), dan adalah kehendak Allah yang dia menjelma dalam bentuk manusia di dalam badan Ali. Atas sebab ini, mereka menganggap kedudukan Ali lebih tinggi dari Rasul. Khayalan yang sedemikian telah belaku di masa hayat Ali. Sebagian penduduk India dan Sudan datang kepada beliau dan mengatakan bahwa beliau adalah Allah.
Ali berulangkali melarang mereka dari pandangan tersebut, tetapi tidak berkesan. Akhirnya, sebagaimana telah tercatat dalam sejarah, Ali telah mengarahkan mereka dibunuh di dalam perigi yang penuh dengan asap. Peristiwa ini secara terperinci telah dinyatakan di dalam Baharul-Anwar, jilid VII, oleh seorang alim yang ulung, Agha Muhammad Baqir Majlisi. Amirul Mukminin dan Imam-Imam yang lain mengutuk keras manusia yang sedemikian. Ali berkata:
“Ya Allah, saya amat membenci puak Ghullat (pelampau), sebagaimana Isa amat benci kepada Kristen. Semoga Engkau mengabaikan mereka selamanya.”
Di lain ketika beliau berkata:
“Terdapat dua golongan yang akan menderita kematian yang memalukan, dan saya tidak bertanggung jawab ke atas mereka (karena saya benci perbuatan mereka); mereka yang melampaui batasan cintanya kepada saya, dan mereka adalah Ghullat (pelampau), dan mereka yang tanpa sebab apa juga telah bermusuhan dengan saya. Saya amat benci mereka yang telah melebih-lebihkan kedudukan saya dengan melampaui segala batasan, sebagaimana Isa membenci Kristen.”
Beliau juga berkata:
“Terdapat dua kumpulan berkaitan dengan saya yang akan menderita kematian yang hina, satu terdiri dari mereka yang mengatakan mereka sahabat tetapi telah memuji saya melampaui dari batasan yang diperbolehkan; dan yang satu lagi terdiri dari musuh-musuh yang menghina dan merendahkan kedudukan saya.”
Syi’ah mengutuk mereka yang memuji Ali dan Ahlul Bayt melampaui dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya. Ulama Syi’ah sebulat suara mengatakan mereka semuanya kafir. Tidak dibenarkan untuk mengurus kematian mereka atau mengahwini mereka. Mereka juga dihalang dari mewarisi harta Muslim; sedekah, zakat tidak akan diberikan kepada mereka. Al-Quran mengutuk mereka dengan ayat ini:
“Katakan: Wahai ahli kitab, janganlah melampau di dalam beragama, dan janganlah mengikuti kemauan yang rendah dari orang dahulu yang telah menyimpang dan menyesatkan orang ramai dan kini terus menyimpang dari jalan yang lurus.” [5:80]
Allama Majlisi, di dalam Baharul-Anwar, jilid III, yaitu Ensiklopedia bagi kepercayaan Syi’ah, telah merekamkan banyak hadith mengutuk Ghullat (pelampau), Imam Jafar Sadiq disebutkan sebagai berkata:
“Kami adalah hamba Allah, yang telah menjadikan kami dan meninggikan kami lebih dari makhluk-makhluk lain yang dijadikanNya. Pasti kami akan mati, dan akan menghadap kepada Allah untuk diadili. Barangsiapa yang menjadi sahabat kepada Ghalis adalah musuh kami, dan barangsiapa yang memusuhi mereka adalah sahabat kami. Ghalis adalah kafir dan musyrik, kutukan ke atas mereka.”
Seorang ketua agama Syi’ah telah juga menyebutkan bahwa Imam yang sama telah berkata:
“Kutukan Allah atas mereka yang mengatakan Ke-Esaan dan Ke-Tuhanan untuk Ali. Demi Allah, Ali adalah seorang hamba Allah yang taat. Kutukan atas mereka yang telah menghina kami; sebagian manusia mengatakan sesuatu mengenai kami yang kami sendiri tidak ada menyebutnya. Kami mengistiharkan bahwa kami tidak punya hubungan dengan mereka.”
Sheikh Saduq (Abu Jafar Muhammad bin Ali) seorang ahli fiqh Syi’ah yang dihormati, menyebut dari Zarara bin A’yun, seorang penulis Syi’ah yang dipercayai, juga seorang hafiz dan sahabat Imam Muhammad Baqir dan Imam Jafar Sadiq, berkata:
“Saya memberitahu Imam Jafar Sadiq bahwa seorang dari mereka yang beliau kenali mempercayai dalam Tufwiz (delegasi bagi penguasaan ilahi). Imam berkata: ‘Apa yang dimaksudkan dengan Tufwiz?’ saya menjawab: ‘Orang itu berkata bahwa Allah menjadikan Muhammad dan Ali dan kemudian memberikan kepada mereka kuasaNya di atas segala urusan manusia. Maka mereka adalah yang menjadikan, yang memberi makanan, mereka yang menggerakkan dan mereka yang mematikan.’ Imam yang suci berkata: “Musuh Allah itu berdusta. Apabila kamu pergi semula kepadanya, bacakan kepadanya ayat ini dari al-Quran yang suci: ‘… atau adakah mereka telah adakan bagi Allah sekutu yang telah menjadikan kejadian ini sebagaimana Dia (telah jadikan), supaya apa yang telah dijadikan menjadi kekeliruan kepada mereka? Katakanlah: Allah lah yang menjadikan segala sesuatu, dan Dia yang Esa, yang Agung.’…” [13:16]
_______________
Dikutip: Dialog Suni-Syi`ah di Peshawar
Swaramuslim Cyber Book
(dedyzulvita/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar