Shahba' Taghlabiah dikenal dengan sebutan Ummu Habib bin Bujair al Taghla (Ansabul Asyraf 413/2). Dia berasal dari Yamamah, dan menjadi tawanan kaum Muslim di daerah ('Ainul Tamar). Amirul Mu'minin membelinya seharga empat puluh Dinar dan setelah itu menikahinya. Dia adalah seorang wanita yang fasih lagi santun dalam bahasa dan setia.
Almarhum Qomi dalam kitab Muntahal Amal ketika menyebutkan anak-anak Amirul Mu'minin dan anak-anak Umar Athraf putra Shahba' mengatakan: "Umar al Athraf, panggilannya adalah Abul Qasim. Karena dia memiliki kemuliaan dan kebangsawanan dari satu pihak, maka dia dipanggil Athraf. Sedangkang Umar bin Ali bin Husain karena memiliki kebangsawanan dan kemuliaan dari dua belah pihak, maka ia dipanggil Umar Asyraf. Ibunya adalah Shahba' Tsa'labiah. Dan dia adalah Ummu Habib binti 'Ibad bin Rabiah bin Yahya dari Sabbi Yamamah. Menurut salah seorang sabbi bernama Kholid bin Walid, ia dibeli Amirul Mu'minin dari daerah Ainul Tamar. Dia melahirkan dua anak kembar yang diberi nama Umar dan Ruqayah. Dia adalah anak terahir (bungsu) Amirul Mu'minin as. Dia adalah ahli sastra dan retorika, fasih, dermawan dan sederhana. Dan Umar Athraf meninggal pada usia tujuh puluh lima atau tujuh puluh tujuh tahun. Dia meninggalkan banyak anak yang berakhir pada Muhammad bin Umar dari empat anak laki-laki: Abdullah, Ubaidullah dan Umar. Ibu dari ketiga anak ini adalah Khadijah, putri Imam Zainal Abidin. Dan Ja'far ibunya adalah Ummu Walad.....
Menurut almarhum Muqarram, Abbas Asghar adalah salah seorang putra Ali as dari Shahba' yang pada malam Asyura pergi ke tepi sungai Furat untuk mengambil air dan syahid.(al Abbas/52).
Baladzuri dan penulis lainnya mengatakan bahwa Ruqayah dipersunting Muslim bin Aqil
(و رقية امها الصهباء تزوجها مسلم بن عقيل بن ابي طالب عليه السلام).[47]
Perlu saya ingatkan bahwa mereka juga menulis (Shahba' Tsa'labiah).
Seorang laki-laki bertanya kepada imam Hasan as: "Menurut anda, putriku harus saya nikahkan dengan siapa?"
Imam Hasan menjawab: "Nikahkan dia dengan seorang laki-laki yang bertakwa kepada Allah SWT, sehingga kalau ia mencintainya dia akan menghormatinya dan kalau dia membencinya, dia tidak akan menindasnya."
Referensi:
[47] Silakan merujuk kitab Muslim bin Aqil, karya al marhum Abdurrozaq
Muqaram
(alhassanain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar