Hadits Ats-Tsaqalayn adalah hadits yang menegaskan bahwa umat Islam wajib berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Ahlul Bait Nabi saw sepeninggal beliau. Redaksi hadits ini bermacam-macam, antara lain:
Rasulullah saw bersabda:
إِنِّي تَارِكٌ فِيْكُمُ الثَّقَلَيْنِ كِتَابُ اللهِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي، مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا
“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka yang berharga: Al-Qur’an dan ‘Itrahku, Ahlul Baitku.”يَا أَيُّهَاالنَّاسُ إِنِّي تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْا: كِتَابُ اللهِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي
“Wahai manusia, sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian, yang jika kalian bepegang teguh dengannya kalian tidak akan tersesat: Al-Qur’an dan ‘Itrahku, Ahlul Baitku.”إِنِّي تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدِي إِنْ اِعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابُ اللهِ وَعِتْرَتِي
“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh dengannya, kalian tidak akan tersesat sesudahku: Al-Qur’an dan ‘Itrahku.”إِنِّي تَارِكٌ فِيْكُمُ خَلِيْفَتَيْنِ ـ اَوِ الْخَلِيْفَتَيْنِ ـ: كِتَابُ اللهِ وَعِتْرَتِي، مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدِي
“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua khalifah: Al-Qur’an dan ‘Itrahku. Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya, kalian tidak akan tersesat sesudahku.”إِنِّي تَارِكٌ فِيْكُمُ الثَّقَلَيْنِ كِتَابُ اللهِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي، مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدِي، فَلاَ تُقَدِّمُوهُمَا فَتَهْلِكُوا، وَلاَ تُقَصِّرُوا عَنْهُمَا فَتَهْلِكُوا، وَلاَ تُعَلِّمُوهُمْ فَإِنَّهُمْ أَعْلَمُ مِنْكُمْ
“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka yang berharga: Al-Qur’an dan ‘Itrahku, Ahlul Baitku. Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian tidak akan tersesat sesudahku. Maka janganlah kalian mendahului keduanya sehingga kalian binasa, jangan menganggap enteng keduanya sehingga kalian binasa, dan jangan mengajari mereka karena mereka lebih tahu dari kalian.”إِنِّي تَارِكٌ فِيْكُمُ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدِي، أَحَدُهُمَا أَعْظَمُ مِنَ اْلاَخَرِ: كِتَابُ اللهِ حَبْلٌ مَمْدُوْدٌ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى اْلاَرْضِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ، فَانْظُرُوا كَيْفَ تَخَلَّفُونِي فِيْهِمَا
“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian sesuatu jika kalian berpegang teguh dengannya kalian tidak akan tersesat sesudahku, yang satu lebih agung dari yang lain: Al-Qur’an adalah tali penyambung dari langit ke bumi dan ‘Itrahku, Ahlul Baitku. Keduanya tidak akan terpisahkan sehingga keduanya kembali padaku di telaga surga, maka perhatikan bagaimana sikap mereka kepada keduanya sesudahku.”Hadits Ats-Tsaqalayn dengan bermacam-macam redaksinya terdapat dalam:
[1] Shahih At-Tirmidzi, jilid 2, halaman 219; jilid 5, halaman 662 dan 663, no: 3786 dan 3788, Dar Ihya’ at-Turats al-‘Arabi, Bairut;
[2] Musnad Ahmad, jilid 5, halaman 492, no: 1878; jilid 6, halaman 232, no: 21068, 21145, dan 244;
[3] Mustadrak Al-Hakim, jilid 3, halaman 109;
[4] Thabaqat Ibnu Sa’d, jilid 1, halaman 194;
[5] Al-Mathalib Al-‘Aliyah, Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, no hadits: 1873;
[6] Mu’jam Al-Kabir, Ath-Thabrani, jilid 3, halaman 62, no hadits: 2678; jilid 5, halaman 186-187, cet. Dar Ihya’ at-Turats Al-‘Arabi;
[7] Mashabih As-Sunnah, jilid 4, halaman 190, no hadits: 4816, cet. Dar Ma’rifah, Bairut tahun 1407 H;
[8] Jami’ul Ushul, jilid 1, halaman 278, no hadits: 66, cet. Darul Fikr, Bairut tahun 1403 H;
[9] Ash-Shawa’iqul Muhriqah, Ibnu Hajar, halaman 90, 231, 233, cet Darul kutun ilmiyah, Bairut tahun 1414 H;
[10] Usdul Ghabah, jilid 1, halaman 490, cet Darul Fikr, Bairut tahun 1409 H;
[11] Tafsir Ar-Razi, jilid 8, halaman 173;
[12] Tafsir Al-Khazin, jilid 1, halaman 277, cet Darul kutub ilmiyah, Bairut tahun 1415 H;
[13] Kitab As-Sunnah oleh Ibnu Abi ‘Ashim, halaman 336, no: 754, cet. Al-Maktab Al-‘Arabi, Bairut tahun 1405 H;
[14] Majma’uz Zawaid, jilid 9, halaman 165, cet. Darul kutun al-‘Arabi, Bairut tahun 1402 H;
[15] Al-Jami’ush Shaghir bisyarhil Manawi, jilid 3, halaman 14;
[16] Faydhul Qadir, jilid 3, halaman 14, syarah hadits ke 2631, cet Darul Fikr, Bairut tahun 1391 H;
[17] Jami’ul Ushul 1/ 277;
[18] Sunan Al-Darimi 2/ 310;
[19] Sunan Al-Baihaqi 2/ 148;
[20] Al-Bidayah wan-Nihayah 5/ 209;
[21] Kasyful Astar 3/ 221;
[22] Tarikh Baghdad 8/ 443;
[23] Tarikh Ash-Shaghir 1/ 302;
[24] Al-Ishabah, Ibnu Hajar 7/ 78, no: 4767; [25] As-Sirah Al-Halabiyah 3/ 274.
(dedyzulvita/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar