(1) Imam Ahmad bin Hanbal di dalam ‘Musnad’nya; dan Mir Seyyed Ali Hamadani Shafii di dalam ‘Mawaddatil-Qurba’ pada penghujung Mawadda keempat, telah mencatatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Wahai Ali! Kamu harus melaksanakan tanggung jawab bagi pihak saya, dan kamu adalah wazir diatas ummahku.”
(2) Imam Ahmad bin Hanbal di dalam ‘Musnad’nya; Ibn Maghazili Faqih Shafii di dalam ‘Manaqib’ dan Thalabi di dalam ‘Tafsir’ telah menyatakan bahwa Rasulullah telah berkata kepada Ali: “Wahai Ali! Engkau adalah saudaraku, penggantiku, wazirku dan yang membayar hutang-hutang ku.”
(3) Abu Qasim Husain bin Muhammad (Raghib Ispahani) di dalam ‘Mahadhiratu’l-Udaba wa Muhawaratu’sh-Shu’ara wa’l-Balagha’ (dicetak di Amira-e-Shazafiyya, Seyyed Husain Afandi, 1326 H.), bagian II, halaman 213, menyebutkan dari Ibn Malik bahwa Rasulullah berkata: “Sesungguhnya, sahabatku, penolong, wazir dan manusia pilihan yang aku tinggalkan dan akan membayar segala hutangku dan menyempurnakan janji-janjiku adalah Ali Ibn Abi Talib.”
(4) Mir Seyyed Ali Hamadani Shafii di dalam ‘Mawaddatil-Qurba’, pada permulaan Mawadda keenam, menyampaikan dari khalifa kedua, Umar bin Khattab, bahwa ketika Rasulullah mengadakan persaudaraan diantara para sahabat dia berkata: “Ali ini adalah saudaraku di dunia ini dan juga di akhirat; dia adalah pengganti dari diantara kerabatku dan wazirku diantara ummah; dia adalah waris pada pengetahuanku dan pembayar kepada hutang-hutangku; apa saja dia berhutang kepadaku, aku berhutang kepada dia. Keuntungan dia, keuntunganku; kerugian dia, kerugianku; sesiapa sahabatnya, sahabatku; sesiapa musuhnya, musuhku.”
(5) Di dalam Mawadda yang sama dia menyebutkan hadith dari Anas bin Malik. Pada penghujungnya dia berkata bahwa Rasulullah berkata: “Dia (Ali) adalah wazir dan penolongku.”
(6) Muhammad bin Ghanji Shafii menyebutkan hadith dari Abu Dharr di dalam bukunya ‘Kiyafatut-Talib’ bahwa Rasulullah telah berkata: “Panji-panji Ali, Amirul Mukminin, ketua muka yang bersinar dan wazirku, akan datang kepadaku pada pancutan Kauthar.”
(7) Baihaqi, Khatib Khawarizmi dan Ibn Maghazili Shafii menulis di dalam ‘Manaqib’ mereka bahwa Rasulullah berkata kepada Ali: “Adalah tidak wajar saya berpisah dengan manusia tanpa kamu menjadi penggantiku oleh karena kamu adalah pilihan diantara yang beriman selepasku.”
(8) Imam Abu Abdur-Rahman Nisai, salah seorang Imam dari keenam buku siha hadith, menyatakan dengan mendalam dari Ibn Abbas mengenai kemuliaan Ali dengan kaitan hadith 23 di dalam ‘Khasaisul-Alawi’. Selepas menjelaskan kedudukan Nabi Harun, Rasulullah berkata kepada Ali: “Kamu adalah wazir selepasku untuk setiap yang beriman.” Hadith ini dan lainnya yang mana Rasulullah menggunakan kata ‘sesudahku’ dengan jelas membuktikan bahwa Ali adalah pengganti selepasnya.
(9) Terdapat ‘hadith pada kejadian’ yang telah disampaikan dalam cara yang berbeza. Imam Ahmad bin Hanbal di dalam ‘Musnad’nya, Mir Seyyed Ali Hamadani di dalam ‘Mawaddatul-Qurba’, Ibn Maghazili Shafii di dalam ‘Manaqib’ dan Dailami di dalam ‘Firdaus’ telah menyebutkan dari Rasulullah sebagaimana berkata: “Saya dan Ali telah dijadikan dari cahaya ilahi yang sama 14.000 tahun sebelum jadinya Adam. Dan dari generasi Nabi Adam melalui keturunannya yang suci, cahaya itu diwarisi oleh Abdul-Muttalib, dan darinya cahaya itu telah terbagi diantara Abdullah (bapa Rasul) dan Abu Talib (bapa Ali). Aku diberikan Kerasulan dan Ali diberikan Khalifa.
(10) Hafiz Abu Jafar Muhammad bin Jarir Tabari (wafat 310 H) menulis di dalam ‘Kitabul-Wilaya’ bahwa Rasulullah berkata pada permulaan ucapannya yang termashur di Ghadir-e-Khum: “Malaikat Jibril telah menyampaikan perintah Allah kepadaku bahwa aku berhenti pada tempat ini dan memberitahu kepada manusia yang Ali Ibn Abi Talib adalah saudaraku, penggantiku, khalifa selepas aku. Wahai manusia! Allah telah menjadikan Ali wali kamu, dan Imam. Patuh kepadanya adalah wajib keatas setiap kamu; arahannya yang utama; ucapannya adalah benar; kutukan keatas mereka yang menentang beliau; rahmat Allah keatas mereka yang bersahabat dengannya.”
(11) Sheikh Sulayman Balkhi di dalam ‘Yanabiul-Mawadda’ melaporkan dari ‘Manaqib’ Ahmad, dan dia dari Ibn Abbas, sebuah hadith yang menjelaskan kebanyakan dari kemuliaan Ali. Saya sebutkan semuanya. Ibn Abbas menyatakan bahwa Rasulullah berkata: “Wahai Ali, kamu adalah pembawa pengetahuanku, wali dan sahabatku, penggantiku, pewaris pengetahuanku, dan khalifaku. Kamu adalah pemegang amanah dari nabi-nabi yang terdahulu. Kamu adalah kepercayaan Allah diatas dunia ini dan bukti terhadap segala kejadian. Kamu adalah penegak Iman, dan pemelihara Islam. Kamu adalah pelita di dalam kegelapan, cahaya petunjuk, dan untuk manusia di dunia kamu adalah panji-panji yang dijulang. Wahai Ali sesiapa yang mengikuti kamu akan selamat; siapa yang ingkar akan sesat, kamu adalah cara yang bercahaya dan jalan yang lurus, kamu adalah pemimpin orang yang bersih, ketua mereka yang beriman, kepada sesiapa aku ketuanya, kamu adalah juga ketuanya, dan aku adalah ketua bagi semua yang beriman lelaki dan wanita. Hanya mereka sahabat kamu yang dilahirkan dari ikatan perkahwinan yang sah. Allah tidak mengangkat aku ke langit melainkan untuk berkata denganku dan memberitahuku: ‘Wahai Muhammad sampaikan salam-Ku kepada Ali dan beritahu dia bahwa dia adalah Imam kepada sahabat-Ku dan pelita bagi yang menyembah-Ku.’ Selamat kepadamu Wahai Ali, terhadap kecemerlangan ini.”
(12) Abu Muayyid Muwafiqud-Din, penyampai terbaik dari Khawarizmi, di dalam bukunya ‘Fazail Amirul Mukminin, dicetak dalam tahun 1313 H, bab XIX, ms 240, menyebutkan dari punca yang melaporkan bahwa Rasulullah telah berkata: “Ketika aku sampai di Sidratul-Muntaha, saya telah ditanya seperti berikut: ‘Wahai Muhammad! Ketika kamu menguji manusia, siapakah yang kamu dapati yang paling patuh?’ Saya berkata: ‘Ali.’ Allah berkata: ‘Kamu telah berkata benar, Muhammad.’ Kemudian Dia berkata: ‘Sudahkah kamu memilih wazir yang akan menyampaikan pengetahuan kepada manusia, dan mengajar hamba-Ku dari kitab-Ku dari perkara yang mereka tidak tahu?’ Aku berkata: ‘Wahai Allah, sesiapa yang Engkau pilih, aku akan pilih.’ Dia berkata: ‘Aku telah memilih Ali untukmu. Ia adalah Amirul Mukminin yang tiada siapa yang sama taraf dengannya diantara pengikut dan penggantinya.’
Ada banyak hadith yang sedemikian di dalam buku sahih Sunni. Sebagian dari ulama Sunni yang adil, seperti Nizzam Basri, telah mengakui fakta ini. Salahud-Din Safdi di dalam bukunya ‘Wafa Bil-Wafiyya’, yang berkaitan dengan Ibrahim bin Sayyar bin Hani Basri, dikenali sebagai Nizzam Mutazali, berkata: “Rasulullah mengesahkan Imami Ali dan melantiknya sebagai Imam. Para sahabat Rasulullah juga menyadari mengenainya, tetapi Umar, disebabkan oleh Abu Bakr, telah menutupi Imamnya Ali dengan penghadang.”
Adalah jelas dari kitab-kitab Sunni, hadith dan penguraian Al-Quran bahwa Ali menduduki kemuliaan yang tertinggi. Khatib Khawarizmi melaporkan dari Ibn Abbas di dalam ‘Manaqib’, Muhammad bin Yusuf Ghanji Shafii di dalam ‘Kifayatut-Talib’, Sibt Ibn Jauzi di dalam ‘Tadhkira’, Ibn Sabbagh Maliki di dalam “Fusulul-Mawadda’, Sulayman Balkhi Hanafi di dalam ‘Yanabiul-Mawadda dan Mir Seyyed Ali Hamadani di dalam ‘Mawaddatul-Qurba’, Mawadda V, disebutkan dari khalifa kedua, Umar bin Khattab – kesemuanya mengesahkan dengan sedikit perbedaan perkataan – bahwa Rasulullah berkata:
“Jika semua pokok adalah pena, jika semua lautan adalah tinta, jika semua jinn dan manusia adalah penulis – namun kemuliaan Ali Ibn Abi Talib tidak habis dicatatkan.”
_______________
Dikutip dari: Dialog Sunni-Syi`ah di Peshawar
Swaramuslim Cyber Book
(dedyzulvita/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar