Zainab Al-Kubra:
Khotbah yang disampaikan di depan warga Kufah, yang memperlihatkan peranan kaum wanita dalam perjuangan abadi itu:
“Segala puji bagi Allah. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada ayahku, Muhammad Rasulullah Saww. beserta keluarganya yang suci. ‘Amma ba’d. Wahai warga Kufah, apakah kalian akan menangisi air mata yang akan berhenti mengalis, dan sedu-sedan yang tak akan pernah putus? Kalian ini tidak ada bedanya dengan seorang wanita yang mencabik-cabik hasil tenunannya, sesudah tenunan itu kuat terjalin. Kalian jadikan sumpah kalian sebagai permainan di antara kalian. Ketahuilah, bahwa yang ada pada diri kalian tak lebih hanyalah pujian-pujian kosong, bualan, kepongahan, kebohongan, pelecehan, angan-angan, dan tumpukan permusuhan, atau kotoran di kandang ternak, atau perak di mata pisau…..
“Ketahuilah, sungguh buruk kemurkaan Allah yang kalian peruntukkan bagi diri kalian, dan kalian pun akan berada di neraka buat selamanya. Perlukah kalian menangis dan menyesali diri? Wahai, demi Allah, sebaiknya kalian banyak-banyak menangis dan sedikit tertawa. Sebab, kalian betul-betul telah mengambil sesuatu yang memalukan dan menjijikkan, yang t idak mungkin bisa kalian bersihkan, selamanya. Bagaimana mungkin kalian bisa membersihkan diri? Kalian telah membunuh keturunan Penutup para nabi, manusia tempaan risalah. Penghulu para pemuda ahli surga, penerang hujjah kalian, penajam lidah kalian?! Alangkah buruknya dosa yang kalian lakukan. Penyesalan, penderitaan, diusir dan dibencilah bagian kalian. Usaha kalian sia, sia perdagangan pun rugi, dan kalian akan menghadap Tuhan kalian dalam keadaan dimurkai Allah dan Rasul-Nya. Kehinaan dan penderitaan akan menimpa kalian. Celaka betul kalian, tidakkah kalian tahu kebohongan apa yang telah kalian lakukan terhadap Rasulullah? Kehormatan Rasulullah telah kalian telanjangi, darah Rasulullah yang telah kalian tumpahkan, dan larangan Rasulullah telah kalian injak-injak!
“Dengan perbuatan kalian itu, kalian telah melakukan keselingkuhan yang mencekik, yang hitam pekat, hangus terbakar, gersang, segersang bukit karang dan sekosong langit. Karena itu, apakah kalian masih heran manakala diturunkan hujan darah dari langit, dan azab akhirat siap menanti kalian tanpa kalian bisa ditolong?
“Tak perlu kalian takut mati, sebab di sana tak ada kematian yang menyentuh, dan tidak perlu khawatir tidak ada balasan, sebab Tuhan kalian selalu mengawasi kalian….” (Al-Majalis Al-Saniyyah, jilid 1, hal. 130).
Fathimah binti Imam Husain :
“Amma ba’du. Wahai orang-orang Kufah, wahai para pelaku makar, pembelot dan pengkhianat. Sesungguhnya kami, Ahlul Bait, memperoleh ujian berat dari Allah melalui kalian, dan kalian pun memperoleh ujian berat karena kami. Tetapi Allah menjadikan ujian kami sebagai kebaikan, menjadikan ilmu dan pemahaman-nya pada kami. Kami adalah kunci ilmu-Nya dan gudang pemahaman, hikmah, dan hujjah-Nya di muka bumi, di negeri-Nya dan untuk hamba-hamba-Nya. Allah memuliakan kami dengan karamah-Nya, dan mengutamakan kami dengan Nabi-Nya di atas semua makhluk-Nya. Tetapi kalian telah mendustakan kami, ingkar kepada kami, dan menganggap bahwa memerangi diri kami sebagai rampasan, seakan-akan kami ini adalah anak-anak gelandangan atau anak-anak tawanan, sebagaimana halnya dulu kalian memerangi kakek kami, Rasulullah Saww. Pedang-pedang kalian meneteskan darah kami, Ahlul bait, karena dendam lama kalian. Dengan itu mata kalian berbinar dan hati kalian bersorak-sorai. Jangan kalian menganggap bahwa kalian bisa bersuka cita dengan darah-darah kami yang kalian tumpahkan, dan dengan harta-harta kami yang kalian rampas. Sebab, sesungguhnya musibah agung dan ujian berat yang kami hadapi ini sudah ditetapkan dalam Kitabullah sebelum Dia mewujudkannya. Yang demikian itu sangat mudah bagi Allah, dan supaya kamu sekalian tidak berputus asa terhadap apa yang tidak kalian dapatkan, serta tidak bergembira dengan apa yang kalian peroleh. Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlaku sombong….
Celaka kalian ! Tunggulah laknat dan azab Allah yang rasanya sudah dekat dengan kalian, dan bencana-Nya yang akan diturunkan-Nya bertubi-tubi dari langit. Akan ditimbulkan-Nya saling membenci di antara kalian akibat perbuatan kalian, dan dirasakan-Nya kepada kalian atas sebagian yang lain. Sesudah itu kalian akan kekal dalam azab yang sangat pedih di hari kiamat lantaran kezaliman kalian terhadap kami. Ketahuilah, sesungguhnya laknat Allah itu ditimpakan kepada orang-orang yang zalim.”
Zainab Al-Kubra :
Pidatonya di istana para penguasa Umayyah di hadapan Yazid:
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan dilimpahkan kepada Rasulullah dan seluruh keluarganya. Mahabenar Allah yang berfirman, “Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah, dan mereka selalu memperolok-olokkannya.”
“Apakah engkau mengira, wahai Yazid, saat engkau mengejar-ngejar kami di muka bumi sehingga kami digiring seperti budak-budak, bahwa yang demikian itu karena kami hina dan bahwa engkau mulia di hadapan Allah ? Apakah engkau mengira bahwa karena besarnya kedudukanmu di sisi-Nya, sehingga hidungmu menjadi berkembang dan engkau memandang kami dengan sebelah mata, dan engkau bersuka cita karena melihat kekayaan dunia ini terkumpul di sisimu dan segala urusan menjadi mudah bagimu, dan ketika engkau merampas harta dan kekuasaan kami ? Celaka, celaka engkau ! Engkau telah melupakan firman Allah yang berbunyi, “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka, dan bagi mereka azab yang menginakan.
“Apakah adil, wahai anak thulaqa*, caramu menakut-nakuti orang-orang yang telah memberimu kebebasan, dan engkau giring puteri-puteri Rasulullah sebagai tawanan itu ? Engkau telah merobek-robek pakaian mereka, dan memperlihatkan wajah mereka dari satu negeri ke negeri lain; engkau seret mereka di tengah kaum lelaki dan para pejalan kaki, sehingga mereka menjadi tontonan orang dari jauh dan dari dekat, tanpa ada seorang pun yang melindungi mereka. Lalu apa yang bisa diharapkan dari orang yang mulutnya mengunyah-ngunyah hati-hati orang-orang suci, dan yang dagingnya tumbuh dari darah para syuhada ? (Al-Majalis Al-Saniyyah, halaman 146).
“Cukuplah bagimu Allah sebagai Hakim, Rasulullah sebagai lawan, dan Jibril sebagai musuh kelak akan diketahui bagaimana penindasan yang muncul dari kedudukanmu. Sungguh buruk balasan bagi oang-orang yang zalim. Alangkah buruknya tepat kedudukanmu, dan alangkah sesatnya tindakanmu. Anggapan rendahku terhadap nilai dirimu dan kejahatanmu yang aku besar-besarkan, bukanlah kumaksudkan sekedar tuduhan kosong terdadapmu, sesudah engkau biarkan mata kaum muslimin bengkak karena tangis, dan dada mereka sesak ketika mengingatnya…. teruskan tipu dayamu, dan kerahkan seluruh kemampuanmu. Demi Allah yang telah memuliakan kami dengan wahyu, Al-kitab, kenabian, dan pemilihan diri kami, sungguh engkau tidak akan memahami ketinggian kami, tak mungkin bisa mencapai tujuan kami, dan tak mungkin bisa membungkam zikir kami. Pengotoranmu terhadapnya tak mungkin bisa dibersihkan dari dirimu. Sungguh pandanganmu tak lebih dari sekedar kesesatan, hari-harimu tak lain adalah hitungan, dan kekayaan yang engkau kumpulkan tak lebih hanyalah kesia-sian, ketika kelak ada seorang yang mengumumkan bahwa laknat Allah itu diperuntukkan bagi orang zalim yang melanggar ketentuan Allah…!
_________________
* Al-Thullaga’ adalah sebutan untuk orang-orang yang masuk Islam ketika penaklukan kota Makkah (Fath Makkah). Ketika Nabi Saaw. Berhasil membebaskan kota Makkah dari kekuasaan kaum musyrikin Quraisy, para pembesar mereka, diantaranya Abu Sufyan bin Harb, datang kepada Nabi untuk menyerahkan nasib mereka. Lalu Nabi Saaw memberikan amnesti umum dengan mengatakan, “Idzhabu, fa antum al-thulaqa'”(“pergilah, kalian adalah orang-orang yang dibebaskan”). Fath Makkah terjadi satu tahun sebelum Nabi wafat. Dengan demikian, Abu sufyan yang merupakan ayah Muawiyah atau kakek Yazid ini, termasuk orang-orang yang belakangan masuk Islam, dan dengan belakang seperti diesebutkan di atas (Pen).
(lenteralangit/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar