Hidupkanlah hati dan pikiranmu dengan menerima dan memperhatikan nasehat. Jadikanlah kesalehan sebagai penolong untuk menghilangkan keinginan-keinginan nafsumu yang tidak terkendali. Binalah budi pekertimu dengan pertolongan keyakinan yang tulus pada agama dan Allah.
Taklukkanlah keinginan-keinginan pribadimu, kesesatan hatimu dan kebandelanmu dengan senantiasa mengingat kematian. Sadarilah akan kefanaan hidup dan segala kenikmatannya. Insyafilah kenyataan dari kemalangan dan kesengsaraan yang senantiasa menimpamu serta perubahan keadaan dan waktu. Ambillah pelajaran dari sejarah kehidupan orang-orang terdahulu.
Jangan membicarakan apa yang tidak engkau ketahui. Jangan berspekulasi dan memberi pendapat atas apa yang kau tidak berada dalam kedudukan untuk memberi pendapat tentangnya. Berhentilah jika khawatir akan tersesat. Adalah lebih baik berhenti disaat kebingungan daripada maju merambah bahaya-bahaya yang tak tentu dan resiko-resiko yang tak terduga.
Berjuanglah dan berjihadlah demi mempertahankan dan demi tegaknya kalimat Allah. Jangan takut dan khawatir bahwa orang-orang akan mengejekmu, mengecam tindakanmu dan memfitnahmu. Janganlah gentar dan ragu membela kebenaran dan keadilan. Hadapilah dengan sabar penderitaan dan kesengsaraan yang menimpa. Hadapilah dengan berani rintangan yang menghalangi ketika engkau berupaya mempertahankannya. Sokonglah kebenaran dan keadilan setiap kali engkau menjumpainya.
Binalah kesabaran dalam menghadapi segala kesulitan, bencana dan kesengsaraan. Kesabaran merupakan salah satu diantara moral yang tertinggi dan akhlak yang mulia, dan merupakan suatu kebiasaan yang terbaik yang dapat dibina. Bersandar dirilah kepada Allah dan mintalah senantiasa perlindungan-Nya dari segala bencana dan penderitaan. Jangan mengharap pertolongan dan perlindungan dari siapapun kecuali Allah.
Ketahuilah bahwa sombong dan bangga diri adalah bentuk-bentuk kebodohan dan berbahaya bagi jiwa dan pikiran. Oleh karena itu, jalanilah kehidupan yang seimbang dan berusahalah untuk berlaku jujur dan tulus. Apabila mendapat bimbingan dari Allah untuk mencapai apa-apa yang diinginkan, maka janganlah berbangga dengan perolehan itu. Tunduk dan merendahlah di hadapan Allah dan sadarlah bahwa keberhasilan itu semata-mata karena kasih dan karunia-Nya.
_______________
Imam Ali bin Abi Thalib علي بن أبي طالب
600-661 M; Gelar: Amir al-Mu’minin
Imam pertama dan pengganti yang berhak sesudah wafatnya Nabi Muhammad saww. Bagaimanapun, para pengikut Sunni menganggap Ali as sebagai khalifah ke-empat dalam Khulafaur Rasyidin. Ali as menempati posisi tertinggi hampir di semua tarekat Sufi.
(dedyzulvita/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar