قال عل? بن موس? الرضا عل?Ù‡ السلام : صاØب النعمه ?جب ان ?وسع عل? ع?اله
Imam Ali bin Musa ar-Ridha as berkata: "Barangsiapa yang punya harta maka wajib baginya untuk membiayai keluarganya ."
Kisah Pernikahan Imam Ali bin Musa ar-Ridha as
Hamidah, Najmah dan Imam Kazim as menghitung hari saat menunggu kelahiran bayi yang menyenangkan. Setelah masa kehamilan berakhir, lahirlah dari seorang ibu bayi mungil, bercahaya, suci dan menarik dimana kezuhudan dan ketakwaan tampak di wajahnya.[20]
Imam Shadiq as mengharap bisa melihat bayi itu sebagaimana telah diriwayatkan dari Imam Musa bin Ja'far as dimana beliau berkata: "Saya sering mendengar ayahku berkata kepadaku; 'Alimi Ali Muhammad (julukan Imam Ridha) ada di sulbimu. Andaikan aku bisa melihatnya. Namanya sama dengan Amirul Mu'minin Ali as. "
1. Sabikah (Khizron)
Istri Imam Ridha as tidak lebih dari dua yang satu bernama Sabikah ibu
dari Imam Jawad as dan yang kedua bernama Ummu Habibah, putri atau
saudari Ma'mun Abbasi (tidak pasti apakah ia betul istri beliau, dan
kalaulah benar, Imam as tidak punya anak darinya).[21]Mereka menyebut ibu mulia Imam Jawad as Sabîkah dan Imam Ridha as memberi nama Khizran. Ia berasal dari Nubah[22] dari keluarga Mariyah Qibthiyah, ibu Ibrahim (putra Rasulullah saw). Wanita ini adalah wanita termulia pada zamannya dimana Rasulullah saw pernah bersabda: "Ayahku, demi anak budak termulia dari Nubah." Imam Musa bin Ja'far berkata kepada Yazid bin Salit: "Jika kamu melihatnya, sampaikan salamku kepadanya."[23]
Istri Imam Ridha as yang bernama Sabikah Nubiyah bersama rombongan dari Afrika datang ke Madianah dan menikah dengan beliau. Dari pernikahan ini, lahirlah Imam Jawad as. Di sebagian riwayat disebutkan bahwa wanita ini berasal dari keluarga Mariyah Qibthiyah, isrti Nabi saw. Tapi hal ini jauh dari realita.[24]
Ahli sejarah meyakini bahwa wanita agung ini-yang mempunyai nama banyak-berasal dari Morasiyah (Mesir atau Maroko ) atau Naubah.
Adalah tidak mengherankan jika istri Imam Ridha as bukan berasal dari orang Arab. Sebab, takdir Ilahi memginginkan supaya Islam yang muncul bersama Nabi saw di tanah Hijaz menyebar keseluruh penjuru dunia dan menaungi masyarakat manusia dengan rahmat dan petunjuk.
Jadi, karena sebab inilah sebagian ibu para Imam as berasal dari berbagai daerah dan bukan dari penduduk Hijaz .Berdasarkan hikmah dan rahasia tersebut, di sini ada beberapa contoh tentang hal itu:
Syahr Banu putri Yazdigar raja dari Iran pergi ke Madinah dan disana menikah dengan Imam Husain as. Imam Ali Zainal Abidin dilahirkan dari wanita berkebangsaan Iran.[25]
Hamidah Barbari[26] berasal dari perbatasan antara Khurasan dan Afganistan dimana ia datang ke Madinah dan menjadi istri Imam Shadiq as. Dari wanita ini lahirlah Imam ketujuh Musa bin Ja'far as.[27]
Sammanah Maghribiyah berkebangsaan Mesir atau barat Afrika datang ke Madinah dan menikah dengan Imam Jawad as lalu lahirlah darinya Imam Hadi as, Imam yang kesepuluh.[28]
Terakhir adalah ibu Imam Hasan Askari yang bernama Sammanah atau Salil atau Hudais atau Susan yang bukan Arab dimana ia datang ke Madinah dan menikah dengan Imam Hadi as lalu lahirlah darinya Imam yang kesebelas.[29]
Allamah Majlisi, Syaikh Mufid, Muhaddis Qomi dan sebagian ahli sejarah menulis: Ketika Imam Ridha as meninggal dunia, kami tidak melihat anak beliau kecuali Muhammad Jawad as yang berumur tujuh tahun beberapa bulan.
2. Ummu Habibah putri Ma'mun.
Menurut pendapat Ya'qubi dan Muhaddis Qomi, Ma'mun menikahkan putrinya
Ummu Habibah kepada Imam Ridha as.[30] Cerita pernikahannya seperti di
bawah ini:Setelah tempat resepsi dihias, Ma'mun meminta Imam as untuk menyampaikan khotbah nikahnya, beliau turuti lalu beliau mengatakan:
Puji syukur kepada Allah SWT Pemegang semua takdir, dan semua perbuatan akan sempurna dengan iradah-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain-Nya dan aku juga bersaksi bahwa Muhammad saw utusan Allah yang dipilih di antara hamba-hanba-Nya. Beliau menetapkan kenabiannya dengan dalil dan argumen dan menjauhi semua perbuatan yang dilarang Allah dan melakukan apa yang diinginkan oleh-Nya. Aku berdoa semoga Allah SWT memberikan kepada kita sesuatu yang bermanfaat dan baik bagi kita.
Sehubungan dengan Ummu Habibah, putri Amirul Mu'minin, aku mau menikah dengannya dengan maskawin 500 Dirham. Wahai Amirul Mu'minin, apakah Anda terima? Ma'mun menjawab: Aku terima dan rela.[31]
Perkawinan Ummu Habibah dengan Imam Ridha as terjadi di awal tahun 202 H, yakni kira-kira empat bulan setelah beliau menerima Wilayatu al-'Ahdi dari Ma'mun pada tahun 201 H.
قال الجواد عل?ه السلام: من اطاع هواه اعط? عدوه مناه
"Barangsiapa yang mengikuti hawa nafsunya, ketahuilah bahwa musuhnya telah menyampaikan kepada keinginannya."
Referensi:
[20] Kelahiran beliau menurut pendapat masyhur adalah tanggal 11 Dzulqo'dah tahun 148 H di Madinah. Pendapat lain menulis hal itu tanggal 11 Zulhijjah atau Rabiu'l Awal tahun 153 H. Sebagian yang lain juga menulis hari Jum'at dan hari Selasa dan hari-hari lain. Dengan perhitungan ini berarti hari kelahiran belaiu adalah: 1- lima belas hari setelah syahadah Imam Shadiq as, 2-atau lima tahun setelah syahadah kakeknya.( Dalailul Aimmah, hal 175, Kasyful Ghummah , hal 256, Uyunu Akhbaral-Ridla as dan Irsyadi, Syeikh Mufid).
[21] Dar Maktabi Alimi Ali Muhammad saw, hal. 473.
[22] An-Nub dan an-Nubah, keduanya adalah Nuba pemuda dari Jordania (Lisan al-Arab, juz 1, hal. 776).
[23] Muntahal Amal, hal. 325.
[24] Hidayatgaroni Rohi Nur, juz 2, hal. 231.
[25] Usûl Kâfi, juz 1, hal. 466.
[26] Al-Irsyad, hal. 288, Usûl Kâfi, juz 1, hal. 467.
[27] Al-Irsyad, hal. 228, Usûl Kâfi, juz 1, hal. 426.
[28] Qurratu al Bâshirah, hal. 29.
[29] Zindiqoni-e Imam Jawad, Ardistani, hal. 37, Muntahal Amal, juz 2, hal. 264.
[30] Bihar, juz 49, hal. 221, Irsyad, bab 22, Muntahal Amal, juz 2, hal. 312, di sini juga ada pendapat lain.
[31] Maktabi Alimi âli Muhammad, hal. 474.
(alhassanain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar